Pengalaman 2 Hari Berlibur ke Kota Kuningan, Perjalanan Kuliner Empal Gentong H Apud dan Kerajinan Batik Trusmi
Pengalaman 2 Hari Berlibur ke Kota Kuningan
Bagian 1. Perjalanan Keberangkatan menuju Kuliner Empal Gentong dan Kerajinan Batik
Trusmi
Moris, Terdepan di antara yang baru |
Kami awalnya ada 7 orang, tetapi
karena 1 orang berhalangan jadilah kami ber 6 dan menyebut diri kami The Six Boys, berencana untuk berlibur
ke Kota Kuningan menikmati kuliner dan sekaligus menyalurkan hobi berfoto kami.
Sarapan bersama di Kantor
Tujuan
perjalanan sudah disusun dengan rapi sesuai saran dan rekomendasi dari
teman kami yang memang Putra Asli Kuningan. Mas Ojo alias Fauzi Nurul Hamzah.
Oh ya, sebelumnya kami perkenalkan dulu
anggota The Six Boys, yang bakal fenomental.
- Eko Buddy (Nama facebook)
- Yustiawan, Pak Komisaris alias Photograper Sony
- Rizal, Sang Fotografer Landscape, Photograper Nikon
- Irwan, artis sekaligus Photograper dan pembuat video andal Sony
- Dul Parlindungan, Pengarang dan Penulis Buku
- Ojo Fauzi Nurul Hamzah, Putra Kuningan, Photograper Canon dan Go Pro
- Febri Pedro, Playboy Cap Kampak (Tidak Jadi ikut)
Saat ini cukup 6 orang dulu, jika ada
tambahan mungkin nama teamnya berubah atau tetap The Six Boys tapi ditambahi
kata Plus. Jadinya mungkin The Six Boys Plus. Inipun seandainya.
Kami sepakat,
Penulis Bang Dul dan Buku Pengarang Idolanya. |
Sabtu pagi kumpul di
Kantor di daerah KS Tubun dan sekitar jam 8 akan mulai berangkat.
Anggota Team berdomisili dan tinggal bertebaran di
seantero Jabodetabek. Ada yang Tangerang, Bogor, Bekasi, Serpong, dan Pak
Komisaris di Jakarta, maklum beliau asli Putra kelahiran Jakarta.
Hari ke 1 Sabtu tanggal tertentu
Satu persatu anggota team tiba di
kantor mulai dari jam 07.00. Tiba di kantor bukannya persiapan peralatan,
tetapi sibuk pesan sarapan. Untungnya ada warteg yang buka. Jadi dech pesanan
diborong oleh Ojo mewakili teman teman.
Menjelang keberangkatan, ternyata 1
anggota tidak bisa berangkat karena ada keperluan mendadak yang tidak bisa
diwakilkan.
Jadilah kami berenam, sehingga mantap nama team kami tetap The Six
Boys, sudah terlanjur cocok sama nama itu.
Perjalanan Jakarta – Cirebon
Sabtu, 07.30 WIB
Tepat jam 07.30 kami berangkat, molor
30 menit, masih wajarlah karena ada sarapan bersama.
Sang Pilot, Pak Komisaris Yusti |
Kami menggunakan pesawat tipe Innova
dengan Pilot perdana Pak Komisaris Yusti yang memang jagonya trek Jakarta dan
sekitarnya.
Suasana di perjalanan, Tol Cikampek |
Sepanjang perjalanan canda tawa menghiasi suasana dalam mobil dan suasana makin ramai dengan menu camilan Kwaci.
Kami berhenti di rest area 57 untuk mengisi
Pertalite, ke toilet dan membeli camilan. Yang penting sih Kopi, karena kami
semua adalah Coffee Lover.
Coffee time di Rest Area 57 Tol Cikampek |
Saat melintas di Tol Cikampek setelah
Rest Area 57, kami beriringan dengan rombongan mobil antik yang konvoi untuk
melampiaskan hobby mereka. Setelah diperhatikan, ternyata komunitas mobil Mini
Moris. Berbagai tipe mobil kecil ini beriringan dengan tertib.
Baca juga : Nikmatnya Kuliner Empal Gentong H Apud, Cirebon
Rombongan Mobil Moris yang legendaris |
Moris Club Mobile |
Moris Mobile Club |
Jalan Tol Jakarta–Cikampek atau Jalan Tol Japek adalah
sebuah jalan tol dari Cawang
ke Cikampek sepanjang 73 km.
Kami berencana untuk makan siang dan
beristirahat di Cirebon, tepatnya di Empal Gentong legendaris, yaitu Empal
Gentong H Apud sekaligus belanja batik di Pusat Batik Trusmi
Tol Cipali
Jalan Tol Cikopo–Palimanan atau Jalan Tol Cipali adalah
sebuah jalan tol yang terbentang sepanjang 116 kilometer yang menghubungkan
daerah Cikopo, Purwakarta dengan Palimanan, Cirebon, Jawa Barat.
Tol Cipali, arah kiri adalah tujuan Bandara Jatiwangi |
Jalan
tol ini merupakan kelanjutan dari Jalan Tol Jakarta–Cikampek yang
menghubungkan dengan Jalan Tol Palimanan–Kanci. Jalan tol juga merupakan bagian dari Jalan
Tol Trans-Jawa yang akan menghubungkan Merak, Banten hingga Banyuwangi, Jawa Timur.
Pemandangan di Tol Cipali |
Jalan
tol ini memperpendek jarak tempuh sejauh 40 km dan juga memotong waktu
tempuh 1.5 sampai 2 jam dibandingkan melewati Jalur Pantura Jabar. Operator tol ini adalah PT Lintas
Marga Sedaya (LMS).
Memasuki Kabupaten Cirebon |
Secara
total kami melintas Tol Cikampek hingga Tol Palimanan dan tarif tol dari
Jakarta (Cikarang Utama) sampai dengan Cirebon (Palimanan) Rp. 107.500,-
Gerbang Tol Palimanan |
Tarif Tol Palimanan |
Pembayaran di Tol Palimana |
Sabtu. 10.32
Keluar Pintu Tol Palikanci dan
melanjutkan perjalanan kearah Plumbon. Tempat keluar untuk menikmati Empal
Gentong dan Batik Trusmi.
Tol Palikanci |
Jalan Tol Palimanan–Kanci atau Jalan Tol Palikanci adalah jalan tol yang membentang sepanjang 26 kilometer yang
menghubungkan daerah Palimanan dengan Kanci, Kabupaten Cirebon, Jawa
Barat.
Tol Palikanci |
Jalan tol ini terhubung dengan Jalan
Tol Cipali di sebelah barat dan Jalan
Tol Kanci-Pejagan di sebelah timur. Jalan tol
Palikanci merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Jawa yang menghubungkan Jakarta dan Surabaya.
Jalan tol ini selesai pembangunannya pada tahun 1998. Jalan tol Palikanci
dioperasikan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Baca juga : Indahnya Sunset di Cigugur Kota Kuningan
Sabtu. 11.12
Kami keluar pintu Tol Plumbon di km 194, dengan
papan petunjuk bertuliskan Plumbon Trusmi. Keluar pintu tol, tepatnya di Pintu keluar Plumbon 2. Tarif Tol Rp. 2.500,-
Keluar Plumbon, untuk makan EMpal Gentong H Apud dan Batik Belanja Trusmi |
Tahukah anda Plumbon, ternyata Plumbon adalah sebuah kecamatan di Kabupaten
Cirebon, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kecamatan ini merupakan salah satu sentra industri
rotan terbesar di Indonesia, dan menyerap ribuan tenaga kerja di hampir seluruh
desa yang ada di Kecamatan Plumbon.
Memang Kota Cirebon terkenal dengan pengrajin Rotan dan ternyata salah
satu sentranya adalah di Plumbon.
Gerbang Tol Plumbon 2 |
Tarik Tol Palimanan Plumbon |
Selanjutnya kami mengarah ke tujuan
Empal Gentong, karena sudah lapar. Sepanjang perjalanan dari Pintu Keluar
Plumbon 2, kami melihat berbagai plang Empal Gentong, tapi tetap tujuan kami
adalah Empal Gentong H Apud yang legendaris. Kami tidak tergiur dengan godaan
papan promosi yang beraneka warna meskipun kami
memang lapar.
Kami menuju arah Batik Trusmi dan Kota Cirebon |
Kejayaan rotan di Plumbon terpampang di beberapa tugu atau penanda jalan yang menuliskan perihal Rotan.
Kejayaan Plumbon di Bidang Kerajinan Rotan |
Kami juga melintas Pasar Pasalaran, dan Pusat Batik Trusmi atau
Kampung Batik yang sangat terkenal di
Kota Cirebon.
Pasar Pasalaran letaknya di Plered
Cirebon dan merupakan Pasar yang menjual aneka kebutuhan sehari hari. Sejarah
Pasar Pasalaran dan Pasar Weu tidak lepas dari Sejarah Ki Gede Weru atau
Ki Gede Plered menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Plered dan
keturunannya.
Pasar Pasalaran |
Segala sifat, tingkah laku, sampai titah amanat Ki Gede
Plered pada masa lalu, hingga kini terus dipegang dan dilestarikan oleh
masyarakat sekitar.Di masa hidupnya, Ki Gede Plered adalah tokoh yang telah
mencapai derajat auliya. Disebutkan bahwa dirinya pernah berguru kepada
beberapa Waliyullah Kamil, seperti: Kanjeng Sunan Syekh Siti Jenar, Eyang Embah
Cakra Buana, Kanjeng Sunan Kali Jaga, dan yang terakhir kepada Kanjeng Sunan
Gunung Jati.Menurut sejumlah sumber cerita, Ki Gede Plered dikaruniai seorang
putra tampan bernama Pangeran Anom Weru.
Pasar Pasalaran menurut info orang Cirebon juga disebut
Pasar Plered.
Pasar Pasalaran dan aktifitasnya |
Kampung Batik Trusmi adalah pusat industri batik di Cirebon sekaligus sebagai tempat wisata kuliner. Kampung ini terletak di Plered,
Cirebon, sekitar empat kilometer di sebelah
barat Kota Cirebon. Pengrajin batik di
desa Trusmi dan sekitarnya, seperti desa Gamel, Kaliwulu, Wotgali, dan
Kalitengah, berjumlah lebih dari 3000 tenaga kerja
Kisah
membatik Desa Trusmi berawal dari peranan Ki Gede Trusmi. Salah seorang
pengikut setia Sunan
Gunung Jati ini mengajarkan seni membatik
sembari menyebarkan Islam.
Pusat Batik Trusmi dengan Gapura yang dihiasi patung wanita sedang membatik |
Di
sepanjang jalan utama yang berjarak 1,5 km dari desa Trusmi sampai Panembahan,
saat ini banyak kita jumpai puluhan showroom batik. Berbagai papan nama
showroom tampak berjejer menghiasi setiap bangunan yang ada di tepi jalan.
Munculnya berbagai showroom ini tak lepas dari tingginya minat masyarakat
terutama dari luar kota terhadap batik Cirebon dari mulai showroom batik hingga
online shop
Batik
Trusmi berhasil menjadi ikon batik dalam koleksi kain nasional. Batik Cirebon
sendiri termasuk golongan Batik Pesisir, tetapi juga sebagian batik Cirebon
termasuk dalam kelompok batik keraton. Hal ini dikarenakan Cirebon memiliki dua
buah keraton yaitu Keratonan Kasepuhan dan Keraton Kanoman, yang konon
berdasarkan sejarah dari dua keraton ini muncul beberapa desain batik Cirebonan
Klasik yang hingga sekarang masih dikerjakan oleh sebagian masyarakat desa
Trusmi di antaranya seperti Mega Mendung, Paksinaga Liman, Patran Keris, Patran
Kangkung, Singa Payung, Singa Barong, Banjar Balong, Ayam Alas, Sawat
Penganten, Katewono, Gunung Giwur, Simbar Menjangan, Simbar Kendo, dan
lain-lain
Kami berencana berbelanja setelah makan siang menikmati EMpal Gentong H Apud yang kesohor.
Saya
pernah berkunjung ke Keraton Kanoman dan Keraton Kasepuhan, tetapi saya tulis
di blog lain.
Kami juga melintas Pasar Kue Weru.
Pasar Kue Weru, Pasar Kue Weru merupakan pasar kue-kue
kering. Lebih tepatnya lagi grosir kue-kue kering, karena kue keringnya dijual
secara bal-balan, atau dalam kemasan besar.
Suasana Pasar Kue Weru |
Yang aktif di sana bukan hanya
pedagang lokal atau pedagang dari Kabupaten Cirebon saja, melainkan juga dari
kabupaten sekitarnya. Setidaknya para pedagang dari kawasan Cirebon Raya atau
Ciayumajakuning', singkatan dari Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten
Indramayu, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Kuningan. Kabarnya tak sedikit
juga pedangang yang berasal dari sisi jalur pantura yang lebih jauh lagi.
Pasar Kue Weru |
Pukul 11.41
Sesuai jam di Papan Reklame, pukul
11.41 kami sudah dekat sumber energy kami, Empal Gentong H Apud yang kesohor.
Jam menunjukkan waktu : 11.41, semakin dekat dengan Empal Gentong H Apud |
Kami melintas Empal Gentong Asem 1837, tetap jalan terus jangan tergiur godaan.
Empal Gentong 1837 |
Kami melewati Empal Gentong Krucuk 2,
tetap kami tidak bergeming. Kami tetap ingin makan di Empal Gentoing H Apud
yang kesohor.
Empal Gentong Krucuk 2 |
Kami melewati lagi Empal Gentong
Amarta, hampir saja iman kami untuk menikmati Empal Gentong H Apud yang kesohor
luntur, tetapi kami saling menguatkan untuk tetap istiqomah makan Empal Gentong
H Apud yang kesohor.
Empal Gentong Amarta |
Ada lagi Empal Gentong Hj Tasiyah,
tetap kami tidak bergeming. Pokoknya Empal Gentong H Apud yang kesohor.
Akhirnya kamipun sampai di tempat tujuan kuliner kami EMpat Gentong H Apud yang kesohor senatero Cirebon, Jawa Barat, Indonesia dan Dunia.
Baca lanjutan cerita : Menikmati Kuliner Empal Gentong H Apud yang kesohor.
Siap Makan Empal Gentong H Apud |
Keren juga yaa di kuningan
ReplyDeleteLuar biasa Pak Dir kami, Eko Buddy NumeroUno... Keren bingit...
ReplyDelete