Diorama Museum Pengkhianatan PKI, Cerita Kelam Bangsa Indonesia atas kekejaman PKI
Museum Pengkhianatan PKI, Cerita Kelam Bangsa Indonesia
Diorama Museum Pengkhianatan PKI, Cerita Kelam Bangsa Indonesia atas kekejaman PKI (Bagian 1)
Pengalaman berkunjung ke Museum Pengkhianatan PKI merupakan pengalaman yang sangat berharga untuk mengetahu kekejaman PKI alias Partai Komunis Indonesia.
Museum yang berada di Kompleks Museum Lubang Buaya menyajikan Diorama secara lengkap dan runut serta dilengkapi dengan informasi kejadian dan diiringi suara suara dan musik yang mendukung cerita diorama.
Museum Pengkhianatan PKI sangat terawat dan lingkungan yang bersih. Perawatan rutin terlihat dari bersihnya kaca yang melapisi diorama dan lantai yang licin serta dinding yang tidak ada sama sekali sarang laba laba.
Ada sekitar 34 Diorama yang disajikan di museum ini dan akan sajikan secara berurutan. Diorama yang ditampilkan dibuat sedemikian rupa sehingga setiap kejadian seolah olah kita hadir dan suasana setiap peristiwa dibuat semirip mungkin dengan cerita aslinya. Dilengkapi patung patung mini, spanduk saat peristiwa, gedung, lokasi kejadian, tokoh tokoh yang hadir, peristiwa penyiksaan dan dilengkapi dengan pencahayaan lampu yang membuat kita merasa berada di lokasi tersebut. Luar biasa.
Tidak hanya diorama, Museum pun menyajikan foto foto peristiwa dan kejadian yang melibatkan PKI termasuk pemberontakan PKI serta koleksi benda benda bersejarah yang berkaitan dengan aktifitas PKI dalam menyebarkan ajaran sesat di Indonesia.
Di dekat pintu masuk juga disimpan pakaian dan bekas darah dari para pahlawan yang diabadikan di Ruang Relik.
Memang banyak peristiwa yang dipelajari di Museum Pengkhianatan PKI dan berikut diorama diorama yang menggambarkan peristiwa lain terkait peristiwa G 30 S PKI seperti rapat persiapan pemberontakan PKI, latihan sukarelawan PKI di Lubang buaya pada 5 juli hingga 30 September 1965, penculikan Letjen TNI Ahmad Yani, dan para Jendral serta penganiayaan di Lubang Buaya yang terjadi pada 1 Oktober 1965.
Pengamanan Halim Perdanakusuma pada 2 Oktober 1965, pengangkatan jenazah korban PKI pada tanggal 4 Oktober 1965.
Serta proses lahirnya Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar pada 11 Maret 1966 dan beberapa diorama lainnya.
Gedung Museum Pengkhianatan PKI (Komunis) yang berwarna krem dan oranye tampak megah dan sakral.
papan nama yang berada di depan Museum terpampang jelas dan berwarna tulisan kuning dengan latar belakang hitam karena menggambarkan kelamnya perisiwa yang melibatkan PKI alias Partai Komunis Indonesia.
Informasi secara lengkap dengan penggambaran visual mengenai PKI, Museum Pengkhianatan PKI (Komunis) yang berlokasi di Cipayung, Jakarta Timur ini menjadi tempat yang tepat untuk dikunjungi dan memperoleh informasi yang lengkap.
Museum Pengkhianatan PKI (Komunis) ini diresmikan oleh Presiden Soeharto di Jakarta pada 1 Oktober 1992, bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila.
Alamat lengkap Museum Pengkhianatan PKI adalah Jl. Raya Pondok Gede, Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Daerah ini merupakan daerah yang posisinya dekat dengan Lapangan Udara Halim Perdanakusuma dan dekat dengan Mabes TNI AU.
Saat menapak ke Gedung Museum, di depan pintu terdapat maket yang menggambarkan lay out museum dan bangunan yang ada di sekitarnya termasuk lokasi kejadian G 30 S PKI.
Moment pertama yang saya abadikan adalah 3 foto yang menggambarkan kejadian yang berbeda.
Foto yang pertama adalah foto korban keganasan Pemberontakan PKI di Madiun yang terjadi pada tahun 1948
Foto kedua menampilkan Penggalian dan pengangkatan jenasah korban keganasan pemberontakan G 30 S PKI di Lubang Buaya, Jakarta Timur pada tahun 1965.
Foto ketiga menampilkan Proses Sidang Mahkamah Luar Biasa (Mahmilub) terhadap tokoh tokoh pemberontakan G 30 S PKI pada tahun 1966 - 1967.
Foto foto lain akan ditampilkan sesuai urutan rute kunjungan ke Museum Pengkhianatan PKI.
Diorama yang menggambarkan setiap kejadian yang melibatkan PKI. Diorama dibuat sedemikian rupa sehingga betul betul menggabarkan suasana kejadian, waktu kejadian, tokoh tokoh yang terlibat, serta cerita atau sejarah kejadian.
Bagian ruangan museum dibagi menjadi sisi kanan dan sisi kiri yang dibatas pagar yang terbuat dari kayu.
Sebenarnya ada monitor televisi yang menjelaskan secara singkat tentang gambaran diorama supaya ada gambaran dan saya tetap ingin menyaksikan diorama supaya bisa meresapi dan melihat langsung diorama dan gambaran emosi dan kepanikan meski hanya dalam bentuk patung. Dijamin lebih puas menyaksikan diorama yang cukup jelas dan detail.
Diorama disusun sesuai waktu kejadian dan dimulai dari yang paling awal dan berikut beberapa diorama yang didokumentasikan.
Peristiwa Tiga Daerah
Peristiwa pertama yang digambarkan diorama adalah Peristiwa Tiga Daerah. yang terjadi pada tanggal 4 November 1945.
Peristiwa ini merupakan upaya kelompok PKI, yaitu Komunis bawah tanah yang menyusupi ormas ormas dan gerakan pemuda dan merebut kekuasaan pemerintah di Tegal; Brebes dan Pekalongan.
Peristiwa Aksi Teror Gerombolan Ce' Mamat
Peristiwa terjadi pada 9 Desember 1945. Ce' Mamat, tokoh komunis 1926 yang terpilih sebagai ketua Komite Nasional Indonesia (KNI) Serang menuduh Pemerintah RI di Banten sebagai kelanjutan Pemerintah Kolonial. Rakyat dihasut untuk tidak mempercayai pejabat pemerintah. Pada tanggal 17 Oktober 1945 ia membentuk Dean Pemerintah Rakyat Serang dan merebut pemerintahan Karesidenan Banten. Selanjutnya ia menyusun pemerintah model Soviet.
Untuk memperkuat kekuasaannya, Ce' Mamat dan para pengikutnya antara lain Laskar Gulkut melakukan berbagai teror, merampok harta benda rakyat, menculik dan membunuh pejabat pemerintah. Bupati Lebak R. Hardiwinangun termasuk salah seorang pejabat pemerintah yang menjadi korban.
Kesempatan untuk membunuh bupati ini terbuka ketika Preseiden Soekarno dan wakil Presiden Moh. Hatta berkunjung ke daerah Banten. Dengan dalih dipanggil Presiden, Ce' Maman dan anak buahnya menjemput Bupati R. Hardiwinangun dari rumahnya di Rangkasbitung. Ternyata ia dibawa ke desa Panggarangan bukan ke Serang. Pagi hari tanggal 9 Desember 1945, mereka membunuh R. Hardiwinangun dengan tembakan di jembatan Sungai Cimancak dan membuang jenasahnya ke sungai.
Peristiwa Aksi Kekerasan Pasukan Ubel Ubel di Sepatan, Tangerang
Peristiwa terjadi pada 12 Desember 1945. Pada tanggal 18 Oktober 1945, Badan Direktorium Dewan Pusat dibawah pimpinan Ahmad Khairun dengan didampingi oleh tokoh tokoh komunis bawah tanah berhasil mengambil alih kekuasaan Pemerintah RI di Tangerang dari Bupati Agus Padmanegara. Aparatur pemerintah dari tingkat Kabupaten sampai desa dan KNI Daerah dibubarkan. Bahkan mereka tidak mengakui pemerintah Pusat RI di Jakarta. Sebagai kekuatan pendukung, Dewan membentuk laskar hitam atau Laskar Ubel ubel karena berpakaian serba hitam dan memakai ikat kepala (Ubel-ubel).
Laskar ini digunakan pula oleh Dewan untuk melakukan aksi teror seperti pembunuhan dan perampokan harta benda penduduk Tangerang dan sekitarnya, antara lain di Sepatan, Mauk, Kronjo dan Kresek.
pada tanggal 12 Desember 1945 Laskar Hitam dibawah pimpinan Usman, melakukan perampokan harta benda penduduk desa Sepatan dan pembunuhan di perbagai tempat. Di Mauk mereka membunuh seorang tokoh nasional Oto Iskandar Dinata.
Selanjutnya cerita Diorama di bagian 2.
Diorama Museum Pengkhianatan PKI, Cerita Kelam Bangsa Indonesia atas kekejaman PKI (bagian 2)
Baca juga : Museum Gedung Perundingan Linggarjati Kuningan
Diorama Museum Pengkhianatan PKI, Cerita Kelam Bangsa Indonesia atas kekejaman PKI (Bagian 1)
Pengalaman berkunjung ke Museum Pengkhianatan PKI merupakan pengalaman yang sangat berharga untuk mengetahu kekejaman PKI alias Partai Komunis Indonesia.
Museum yang berada di Kompleks Museum Lubang Buaya menyajikan Diorama secara lengkap dan runut serta dilengkapi dengan informasi kejadian dan diiringi suara suara dan musik yang mendukung cerita diorama.
Museum Pengkhianatan PKI sangat terawat dan lingkungan yang bersih. Perawatan rutin terlihat dari bersihnya kaca yang melapisi diorama dan lantai yang licin serta dinding yang tidak ada sama sekali sarang laba laba.
Ada sekitar 34 Diorama yang disajikan di museum ini dan akan sajikan secara berurutan. Diorama yang ditampilkan dibuat sedemikian rupa sehingga setiap kejadian seolah olah kita hadir dan suasana setiap peristiwa dibuat semirip mungkin dengan cerita aslinya. Dilengkapi patung patung mini, spanduk saat peristiwa, gedung, lokasi kejadian, tokoh tokoh yang hadir, peristiwa penyiksaan dan dilengkapi dengan pencahayaan lampu yang membuat kita merasa berada di lokasi tersebut. Luar biasa.
Tidak hanya diorama, Museum pun menyajikan foto foto peristiwa dan kejadian yang melibatkan PKI termasuk pemberontakan PKI serta koleksi benda benda bersejarah yang berkaitan dengan aktifitas PKI dalam menyebarkan ajaran sesat di Indonesia.
Di dekat pintu masuk juga disimpan pakaian dan bekas darah dari para pahlawan yang diabadikan di Ruang Relik.
Memang banyak peristiwa yang dipelajari di Museum Pengkhianatan PKI dan berikut diorama diorama yang menggambarkan peristiwa lain terkait peristiwa G 30 S PKI seperti rapat persiapan pemberontakan PKI, latihan sukarelawan PKI di Lubang buaya pada 5 juli hingga 30 September 1965, penculikan Letjen TNI Ahmad Yani, dan para Jendral serta penganiayaan di Lubang Buaya yang terjadi pada 1 Oktober 1965.
Pengamanan Halim Perdanakusuma pada 2 Oktober 1965, pengangkatan jenazah korban PKI pada tanggal 4 Oktober 1965.
Serta proses lahirnya Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar pada 11 Maret 1966 dan beberapa diorama lainnya.
Gedung Museum Pengkhianatan PKI (Komunis) |
Gedung Museum Pengkhianatan PKI (Komunis) yang berwarna krem dan oranye tampak megah dan sakral.
Papan Nama Museum Pengkhianatan PKI (Komunis) |
Prasasti Peresmian Museum Pengkhianatan PKI (Komunis) yang diresmikan oleh Presiden Soeharto |
Informasi secara lengkap dengan penggambaran visual mengenai PKI, Museum Pengkhianatan PKI (Komunis) yang berlokasi di Cipayung, Jakarta Timur ini menjadi tempat yang tepat untuk dikunjungi dan memperoleh informasi yang lengkap.
Museum Pengkhianatan PKI (Komunis) ini diresmikan oleh Presiden Soeharto di Jakarta pada 1 Oktober 1992, bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila.
Alamat lengkap Museum Pengkhianatan PKI adalah Jl. Raya Pondok Gede, Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Daerah ini merupakan daerah yang posisinya dekat dengan Lapangan Udara Halim Perdanakusuma dan dekat dengan Mabes TNI AU.
Maket yang menggambarkan situasi lokasi Museum |
Moment pertama yang saya abadikan adalah 3 foto yang menggambarkan kejadian yang berbeda.
Foto 1. Korban Keganasan Pemberontakan PKI Madiun 1948 |
Foto yang pertama adalah foto korban keganasan Pemberontakan PKI di Madiun yang terjadi pada tahun 1948
Foto 2. Penggalian dan pengangkatan jenasah korban keganasan pemberontakan G 30 S PKI di lubang Buaya Jakarta Timur 1965 |
Foto 3. Sidang Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub) terhadap tokoh tokoh pemberontakan G 30 S PKI tahun 1966 - 1967 |
Foto ketiga menampilkan Proses Sidang Mahkamah Luar Biasa (Mahmilub) terhadap tokoh tokoh pemberontakan G 30 S PKI pada tahun 1966 - 1967.
Foto foto lain akan ditampilkan sesuai urutan rute kunjungan ke Museum Pengkhianatan PKI.
Diorama yang menceritakan setiap kejadian yang melibatkan PKI |
Museum dibagi menjadi 2 sisi dan diberi pembatas dari pagar kayu |
Sebenarnya ada monitor televisi yang menjelaskan secara singkat tentang gambaran diorama supaya ada gambaran dan saya tetap ingin menyaksikan diorama supaya bisa meresapi dan melihat langsung diorama dan gambaran emosi dan kepanikan meski hanya dalam bentuk patung. Dijamin lebih puas menyaksikan diorama yang cukup jelas dan detail.
Diorama disusun sesuai waktu kejadian dan dimulai dari yang paling awal dan berikut beberapa diorama yang didokumentasikan.
Peristiwa Tiga Daerah
Peristiwa pertama yang digambarkan diorama adalah Peristiwa Tiga Daerah. yang terjadi pada tanggal 4 November 1945.
Peristiwa ini merupakan upaya kelompok PKI, yaitu Komunis bawah tanah yang menyusupi ormas ormas dan gerakan pemuda dan merebut kekuasaan pemerintah di Tegal; Brebes dan Pekalongan.
Dokumentasi Perinstiwa tiga daerah |
Peristiwa Aksi Teror Gerombolan Ce' Mamat
Peristiwa terjadi pada 9 Desember 1945. Ce' Mamat, tokoh komunis 1926 yang terpilih sebagai ketua Komite Nasional Indonesia (KNI) Serang menuduh Pemerintah RI di Banten sebagai kelanjutan Pemerintah Kolonial. Rakyat dihasut untuk tidak mempercayai pejabat pemerintah. Pada tanggal 17 Oktober 1945 ia membentuk Dean Pemerintah Rakyat Serang dan merebut pemerintahan Karesidenan Banten. Selanjutnya ia menyusun pemerintah model Soviet.
Untuk memperkuat kekuasaannya, Ce' Mamat dan para pengikutnya antara lain Laskar Gulkut melakukan berbagai teror, merampok harta benda rakyat, menculik dan membunuh pejabat pemerintah. Bupati Lebak R. Hardiwinangun termasuk salah seorang pejabat pemerintah yang menjadi korban.
Kesempatan untuk membunuh bupati ini terbuka ketika Preseiden Soekarno dan wakil Presiden Moh. Hatta berkunjung ke daerah Banten. Dengan dalih dipanggil Presiden, Ce' Maman dan anak buahnya menjemput Bupati R. Hardiwinangun dari rumahnya di Rangkasbitung. Ternyata ia dibawa ke desa Panggarangan bukan ke Serang. Pagi hari tanggal 9 Desember 1945, mereka membunuh R. Hardiwinangun dengan tembakan di jembatan Sungai Cimancak dan membuang jenasahnya ke sungai.
Jembatan Sungai CImancak tempat Bupati R Hadiwinangun dibunuh oleh Gerombolan Ce' Mamat dan jenasahnya dibuang ke sungai tersebut |
Peristiwa Aksi Kekerasan Pasukan Ubel Ubel di Sepatan, Tangerang
Peristiwa terjadi pada 12 Desember 1945. Pada tanggal 18 Oktober 1945, Badan Direktorium Dewan Pusat dibawah pimpinan Ahmad Khairun dengan didampingi oleh tokoh tokoh komunis bawah tanah berhasil mengambil alih kekuasaan Pemerintah RI di Tangerang dari Bupati Agus Padmanegara. Aparatur pemerintah dari tingkat Kabupaten sampai desa dan KNI Daerah dibubarkan. Bahkan mereka tidak mengakui pemerintah Pusat RI di Jakarta. Sebagai kekuatan pendukung, Dewan membentuk laskar hitam atau Laskar Ubel ubel karena berpakaian serba hitam dan memakai ikat kepala (Ubel-ubel).
Laskar ini digunakan pula oleh Dewan untuk melakukan aksi teror seperti pembunuhan dan perampokan harta benda penduduk Tangerang dan sekitarnya, antara lain di Sepatan, Mauk, Kronjo dan Kresek.
pada tanggal 12 Desember 1945 Laskar Hitam dibawah pimpinan Usman, melakukan perampokan harta benda penduduk desa Sepatan dan pembunuhan di perbagai tempat. Di Mauk mereka membunuh seorang tokoh nasional Oto Iskandar Dinata.
Desa Sepatan |
Diorama Museum Pengkhianatan PKI, Cerita Kelam Bangsa Indonesia atas kekejaman PKI (bagian 2)
Baca juga : Museum Gedung Perundingan Linggarjati Kuningan
0 Response to "Diorama Museum Pengkhianatan PKI, Cerita Kelam Bangsa Indonesia atas kekejaman PKI"
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungan teman teman, semoga artikel bermanfaat dan silahkan tinggalkan pesan, kesan ataupun komentar.