Di Halte itu Kutunggu Senyum Manismu
Kira-kira ngerti gak sih, judul tulisan itu datang dari mana? Puisi karya pujangga ternama? Majas metafora & hiperbola? atau kutipan dari novel terkenal? Big No No. Itu mengutip lirik sebuah lagu terkenal era 80-an, yang ternyata pas menggambarkan kejadian kami sore hingga malam itu. Mau tau ceritanya? Terus baca sampai habis ya.
Saya berkawan dengan 3 rekan sekantor. Kami menamakan diri kami RoBek (ROmbongan BEKasi). Clear dong, kami tinggal di mana? Hehe. Ada Pak Eko, Yossy, Bryan dan saya. Sudah jelas & tidak diragukan lagi, kepala sukunya adalah pak Eko.
Kami selalu punya cara dan tradisi yang rutin dilakukan sepanjang masa. Mulai dari awal terbentuk hingga hari ini. Apa itu? Cari makan. Yakin deh, semua tempat di kawasan Jakarta Bekasi sudah kami kunjungi. Mau apa coba? Makan di mall? Oh sudah pasti sering! Kios bakso kecil di stasiun kereta api? Sudah! Gerobak nasgor kaki lima pinggir jalan? Sampun! Warung steak di ruko sempit? Done already! Bahkan jajan kebab di bawah guyuran salju putih pun, pernah! Alamak komplit ya? Eits, yang jajan kebab itu bukan di Snow World loh ya, tapi di negeri Beruang Putih loh.
Nah kali ini, kami ingin nyobain rasa yang dulu pernah ada & selalu ada. Hah? Apa itu? Makan di mall lah. Yang menurut cerita pak Eko, suasana resto-nya nyaman, makanan bervariasi serta citarasanya aduhai. Resto Ngalam, FX Sudirman, Jakarta. Kejadiannya Kamis, 06 Februari 2020.
Pak Eko, Yossy, saya : jalan kaki biar sehat di atas trotoar Senayan yang asri dan lebar |
Rencana ini sudah digagas jauh hari, bahkan 2 bulan sebelumnya. Maklum orang sibuk, gaes. Ha-ha! Di hari H kami sepakat teng-bur (teng, kabur). Saya, pak Eko dan Yossy langsung berlarian menuju jalan raya nunggu angkot. Turun dari angkot lanjut dengan bus TransJakarta jurusan Senayan. Turun di halte Gelora Bung Karno. Jalan kaki sepanjang jembatan penyeberangan yang sudah keren itu menuju trotoar yang lebar & asri. Di kanan tampak para atlet softball lagi latihan; sementara di kiri tampak mobil-mobil keren ibukota melintas jalan yang dulunya merupakan tanah milik Wangsanajan.
Tiba di dalam mall suasananya ramai. Kami bertemu Bryan di lokasi.
RoBek - Pak Eko, Bryan, Lukman, Yossy : berkumpul kembali di Resto Ngalam |
Saya tidak perlu lah menceritakan bagaimana citarasa makanan resto ini. Blog lain pasti sudah mengulasnya panjang lebar hingga detil. Saya akan fokuskan pada cengkerama kami saja. Kepikiran gak sih, kami pasti akan saling share info-info kerjaan, secara kami teman sekantor? Atau ngomongin rekan kantor lainnya? Big No No lagi!
Kami bergurau tentang hal-hal ringan, tentang jalanan Jkt, virus di Cina, sepeda, lokasi wisata hingga jadwal bus & kereta. Receh ya? Tapi disitulah letak seninya. Hal-hal kecil yang tampak remeh-temeh tapi menyatukan kita dan menggembirakan hati. Nambah knowledge pula. Hayo kurang apa coba? Satu-satunya topik berat tapi tetap menyegarkan adalah rencana Yossy bertukar cincin pertunangan dalam waktu dekat. Saya dan pak Eko kompakan jahil ke Yossy. Mulai dari mau bikin seragaman, jadi best-man lah, jadi fotografer, bahkan nekat bakal jadi bagian dari rombongan keluarga. Kocak. Jahil yang menyatukan dan menggembirakan hati.
RoBek : Bryan, pak Eko, Yossy, saya : dengan menu-menu andalan Ngalam |
Menjelang malam, menu masing-masing sudah nyaris habis. Topik balik ke bahasan semula : lokasi wisata. Tapi bukan di Jakarta, melainkan Jawa Barat. Diskusi ke sana ke mari. Tukar pendapat tak kenal lelah, dicapai kesepakatan : RoBek rencana liburan bersama keluarga ke Cirebon dengan kendaraan masing-masing. Waktunya ditetapkan setelah Idul Fitri 2020. Deal, tok tok tok! Semua semangat dan bahagia terpancar di mata masing-masing. Uuuu so sweet.
Diskusi dan bercengkerama sudah tamat. Makan kenyang juga sudah selesai. Rencana liburan sudah diagendakan. Nah sekarang waktunya berpisah. Eits tunggu dulu. Ada moment kecil yang juga menyegarkan. Entah kenapa saya, Yossy dan Bryan bisa takjub lihat kaca menempel di dinding dari atas hingga bawah. Dan kompak ingin foto bersama. Padahal ini kaca doang loh ya. Kaca doang loh. Heloow cuma kaca kaleeee. Hahahaha. Kocak ya. Itulah hal-hal kecil yang tampak remeh-temeh tapi malah menggembirakan hati.
Bertiga menghadap kaca. Jiwa meronta-ronta ingin wefie |
Setelah berpisah dengan Bryan, kami bertiga kembali menyusuri trotoar Senayan yang lebar dan asri itu.Oh iya, malam itu cuaca sangat bersahabat. Kami jalan menuju halte bus. Saya dan pak Eko menunggu bus TransKP, sementara Yossy nunggu bus kopaja arah Tebet. Kami tidak lupa foto bersama dengan pose ala candid.
Bertiga menuju halte |
Menuju Halte yang Ditunggu itu |
Kami berjalan kaki hingga tiba di halte depan Panin Bank. Kami berpisah dengan Yossy. Sambil berlari kecil menuju bus kopaja, Yossy melambaikan tangan & ber-dadah-dadah-an, senyum manis tetap terkulum di bibirnya. Lain waktu kita janjian lagi ya. Di halte (depan Panin) itu kutunggu senyum manismu lagi.
Saya jadi ingat ungkapan "A Little Million Things". Pertemanan itu bukan terdiri dari hal-hal yang besar, tapi kejadian-kejadian kecil (bahkan remeh temeh) tapi menyenangkan dan menggembirakan. Friendship isn't a big thing – it's a million little things."
LRA
Robek memang keren...
ReplyDeletealways dong
DeleteNggak sabar nunggu tulisan berikutnya he..he...
ReplyDeleteI will.
DeleteI will.
Deletemantap pak lukman
ReplyDeleteit always feel grande with RoBek and u Bang
Delete