Apakah Vaksin AstraZeneca Mampu Lindungi dari Varian Delta
Seri Kesehatan
Mampu Lindungi dari Varian Delta
Terkait dengan Pandemi Covid dan bermacam Vaksin yang diimpor oeh pemerintah untuk menangkal berbagai varian Covid 19.
Saya melaksanakan vaksin pertama tanggal 16 Juni 2021 dengan Vaksin Astra Zeneca. Berbagai informasi terkait efek vaksin ini membuat berbagai lapisan masyarakat ternyata termakan hoaks.
Sebelum bercerita tentang vaksin AstraZeneca berikut proses Vaksin yang saya ikuti.
Antri untuk memasuki area Puskesmas yang dibatasi jumlah yang akan vaksinasi |
Proses pengisian Biodata dan melengkapi persyaratan Vaksin |
Menunggu Antrian untuk pengecekan administrasi |
Seorang Calon yang akan divaksin, melalui proses pengkinian data dan adminstrasi, khususnya no HP yang bisa dihubungi terkait sertivikat vaksin yang akan di kirim online |
Antrian menunggu Screening Kesehatan sebelum divaksin |
Proses pengecekan Kesehatan dan lolos persyaratan Vaksin. Dari 20 orang teman, 3 orang tidak lolos vaksin karena hipertensi, mengidap asma. |
Ruangan vaksin yang sangat steril dan tidak terlalu antr |
Proses Vaksinasi di Puskesmas Palmerah, tertib dan sesuai protokol Covid. |
Form Persyaratan Vaksinasi Covid. |
- Jika pernah terpapar COVID-19 dan sudah sembuh lebih dari tiga bulan, bisa diberikan vaksinasi.
- Berusia di atas 18 tahun. Kelompok lanjut usia (lansia), sudah bisa mendapatkan persetujuan untuk diberikan vaksin COVID-19.
- Bagi ibu hamil vaksinasi masih harus ditunda. Jika ingin melakukan perencanaan kehamilan, bisa dilakukan setelah mendapat vaksinasi kedua COVID-19.
- Tekanan darah harus di bawah 180/110 mmHg.
- Ibu menyusui sudah bisa mendapat vaksinasi.
- Syarat penerima vaksin COVID-19 yang keenam adalah, para pengidap penyakit kronik, seperti PPOK, asma, penyakit jantung, penyakit gangguan ginjal, penyakit hati yang sedang dalam kondisi akut atau belum terkendali, vaksinasi ditunda dan tidak bisa diberikan.
- Tetapi, jika sudah berada dalam kondisi terkendali, diharapkan membawa surat keterangan layak untuk mendapat vaksinasi dari dokter yang merawat.
- Selain itu, untuk penderita TBC yang sudah menjalani pengobatan lebih dari dua minggu juga sudah bisa divaksinasi.
Polemik Vaksin AstraZeneca |
Sementara di Amerika Serikat, Kepala Penasihat Medis Gedung Putih Anthony Fauci, Selasa pekan lalu, mengatakan, lebih dari 6 persen infeksi Covid-19 di negara adidaya itu disebabkan varian Delta.
Kabar baiknya, varian SARS-CoV-2 yang sangat menular tersebut masih bisa diatasi oleh vaksin yang ada saat ini. Badan Kesehatan Masyarakat Inggris (PHE) pada 14 Juni 2021 mengumumkan, dua dosis vaksin Covid-19 yang diproduksi Pfizer-BioNTech 96 persen efektif mencegah kebutuhan rawat inap dari penderita yang terinfeksi varian Delta. Sementara dua dosis vaksin buatan Oxford-AstraZeneca efektivitasnya 92 persen.
Dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech 96 persen efektif mencegah kebutuhan rawat inap dari penderita yang terinfeksi varian Delta. Sementara dua dosis vaksin Oxford-AstraZeneca efektivitasnya 92 persen.
Bagi yang baru mendapat satu dosis vaksin Pfizer, efektivitasnya 94 persen dan efektivitas satu dosis AstraZeneca 71 persen. Hasil itu sebanding dengan efektivitas kedua vaksin terhadap varian Alpha.
Penelitian yang dilakukan Julia Stowe dan kolega dari PHE yang belum diterbitkan (preprint) dan belum dikaji rekan sejawat itu juga mendapatkan, dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech dan AstraZeneca masing-masing memberi perlindungan 88 persen dan 67 persen terkait gejala kasus infeksi varian Delta. Sementara bagi yang baru divaksin satu dosis, perlindungannya 33 persen.
Hasil itu berdasarkan analisis terhadap 14.019 kasus infeksi virus Covid-19 varian Delta, antara 12 April hingga 4 Juni, 166 kasus di antaranya dirawat di rumah sakit.
”Program vaksinasi di Inggris terus berlanjut dan telah menyelamatkan ribuan nyawa. Ini menjadi jalan keluar kita dari pandemi,” kata Menteri Kesehatan dan Perawatan Sosial Inggris Matt Hancock.
Bagi Indonesia, vaksin AstraZeneca yang kini sedang gencar digunakan untuk vaksinasi bisa melindungi terhadap varian Delta dari India dan varian Alpha dari Inggris yang juga sudah beredar di negara kita.
Menurut PHE, penelitian masih dilakukan untuk menetapkan tingkat perlindungan vaksin terkait kematian pasien yang terinfeksi varian Delta.
Hasil Skotlandia Efektifitas Vaksin AstraZenecaPenelitian lain yang dilakukan Aziz Sheikh, Jim McMenamin, Bob Taylor, Chris Robertson untuk Badan Kesehatan Masyarakat Skotlandia yang diterbitkan di jurnal Lancet, 14 Juni 2021, mendapatkan, dibandingkan dengan mereka yang tidak divaksinasi, 14 hari setelah dosis kedua vaksin Pfizer-BioNTech mampu memberikan perlindungan 92 persen terhadap strain Alpha dan 79 persen terhadap varian Delta.
Sementara itu, dosis lengkap vaksin AstraZeneca 73 persen efektif terhadap Alpha dan 60 persen terhadap Delta. Hal itu berdasarkan analisis terhadap 19.543 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dari 1 April hingga 6 Juni 2021.
Meski angkanya berbeda, yang pasti vaksin AstraZeneca dan Pfizer–BioNTech efektif mengurangi risiko infeksi SARS-CoV-2 dan rawat inap pada orang yang terinfeksi varian Delta.
Membaca beberapa artikel dan tulisan sendiri, jadi semakin yakin dengan vaksinasi dan semoga vaksin AstraZeneca mampu membuat antibodi yang luar biasa kuat dan mampu memangkal serangan dan gempuran Covid 19 berbagai varian.
Semoga....
Saya sudah divaksin, yang ke dua 6 Juli 2021 pakai AstraZeneca. Anehnya habis disuntik saya tidak merasakan gejala apa-apa. Suami saya efeknya ngantuk. Cuman sehari saja. Pertanyaannya, apakah vaksin tersebut tidak memberikan manfaat apa-apa terhadap tubuh saya? Terima kasih. Eh ..., kok jadinya konsultasi sama dokter.
ReplyDeleteSiap Bu Nur, saya malah baru vaksin AstraZeneca pertama, yang kedua nanti bulan September. Lebih dulu Bu Nur ya. Saya reaksinya juga sangat ngantuk tidak tertahankan. Sampai tidur ngeces ngeces he...he.... Semoga semua vaksin bermanfaat Bu. Salam sehat.
ReplyDelete