Pengalaman Perjalanan Darat, Melintas Batas dari Swiss ke Perancis
Pengalaman Perjalanan Darat,
Melintas Batas dari Swiss - Switzerland ke Perancis - France
Kalau Anda tidak melangkah, Anda tidak akan mengerti apa apa - Eko Budi Utomo
Perjalanan darat dari Swiss - Switzerland menuju Perancis - France |
Sudah lama saya ingin menuangkan pengalaman perjalanan alias traveling dari Swiss - Switzerland menuju Perancis - France, yang sepertinya dekat karena sama sama negara Eropa.
Setelah menikmati Pegunungan Alpen dan menjelajah Mount Titlis, kemudian dilanjutkan menyusuri Kota Luzern - Lucerne yang memiliki berbagai peninggalan Sejarah, kini saatnya melintas ke Perancis.
Berangkat dari Hotel Park Inn Radisson Airport di Zurich, kami pun menaiki bis menuju ke Perancis.
Saya bertekad untuk tidak tidur, karena ingin sekali mengabadikan situasi selama perjalanan supaya bisa menulis dan bercerita dengan lengkap.
Kamera Nikon kuno D 5200 sudah siap, kamera HP juga sudah full bateraynya dan memory sudah dipindahkan. Tante Novia juga sudah siap dengan iphone nya. Makanan ringan yang dibeli dari toserba di dekat hotel dan 4 botol air putih sparkling pun siap menemani perjalanan kami.
Saya ijin sama Tante Novia untuk duduk di dekat jendela supaya bisa bebas mengabadikan pemandangan selama perjalanan.
Trayek kali ini dari Hotel Park Inn by Radisson Swiss ke Hotel Holiday Inn Paris, Versailles Bougival, an IHG Hotel.
Kami pun berangkat sekitar pukul 10.00 waktu Swiss dan bergerak dengan Bis. Tangan saya mulai gatal untuk pengin memotret sejak bis berangkat.
Perjalanan ditempuh dengan santai dan Pak Sopir Bus sangat nyaman membawa Bis yang melaju tenang.
Sampai Tante Novia, berkata. " Apa sih yang difoto, sepertinya jepret sana jepret sini, takut kehilangan moment ya", eh ternyata mengerti juga permasuri dengan kesibukan jeprat jepret saya.
Melintas area pemukiman dan pertanian yang asri berasa sangat sepi. Sepertinya pekerjaan pertanian dikerjakan dengan mekanisasi |
Melintas beberapa pemukiman di Zurich yang sangat asri dan menurut saya sangat sepi. Tidak tampak lalu lalang kendaraan dan manusia seperti di Indonesia. Pokoknya sangat berbeda dengan Indonesia yang rasanya penuh dengan sliweran manusia.
Di sini berasa tenang dan tidak tampak polisi. Semua serasa berjalan tertib dan disiplin, Saya ingat ini hari Rabu, atau memang hari kerja, tetapi suasana kotanya senyap dan diam.
Sekali lagi berbeda dengan Indonesia yang hiruk pikuk pedagang, ojeg dan teriakan kondektur bis atau dipenuhi pak ogah di perempatan.
Saya jadi mengerti perbedaan antara negara berkembang yang cenderung susah diatur karena gab yang cukup lebar dan negara maju dengan gab yang tdak terlalu lebar dan tingkat edukasi yang merata.
Dari Zurich ke Paris menempuh jarak sekitar 600 km atau sekitar 6 - 7 jam perjalanan darat atau kalau dengan wisata bisa 10 jam. Kami berangkat sekitar pukul 09.00 waktu Zurich dan diperkirakan pukul pukul 18.00 - 19.00 akan sampai di Paris.
Pada awal perjalanan kami benar benar menikmati perjalanan dan untuk mempersiapkan fisik, saya pun mengistirahatkan diri.
Berhenti di Rhein Water Falls
Eh ternyata baru berjalan sekitar 1 jam atau sekitar 50 km, kami berhenti di tempat wisata Rhine Falls.
Sekitar 2 jam kami berhenti di Rhein Waterfalls dan melanjutkan perjalanan ke Paris.
Setelah penumpanng Bis masuk semua dan sudah dilakukan pengecekan, kami pun melanjutkan perjalanan.
Pukul 12.59 Waktu Perbatasan
Setelah berjalan 2 jam, kami berhenti lagi karena Bis akan mengisi BBM. Lokasi pengisian cukup rapi dan bersih.Kami turun untuk sekedar membeli makanan ringan.
Hanya sekitar 10 menit berhenti, kamipun melanjutkan perjalanan kembali.
Bis berhenti di seberang tol, sehingga kami harus menyeberang melintas jalan tol. Cukup bersih dan rapi.
Tempat makan siang yang nyaman. Bersyukur bisa merasakan makan siang di perbatasan antara Swiss dan Perancis.
Perut memang berasa lapar. Di Hotel sarapan dengan Omelet terasa kurang nendang. Semoga kali ini menemukan makanan yang enak. Pengin makan steak ala Perancis.
Kamipun memilih spot yang bisa memandang ke arah luar. Alhamdulillah saya menemukan makanan Steak sesuai keinginan dan Tante Novia juga nemu makanan yang dia suka, dengan pasta.
L Arche, resto tempat kami makan di Rest Areat.
Tidak terlalu antri saat memesan makanan dan hanya 15menit, makanan sudah tersedia.
Saya makan steak dengan karbohidrat dari kentang dan sayurnya buncis rebus. 1 porsi Entrecote 230 gram seharga Euro 13.90 atau sekitar Rp. 240.000 mirip mirip steak di Indonesia.
Tante Novia memesan makanan Aguilletes de Poulet seharga Euro 9.9, minuman Nestle Pure Euro 2.0 dan Infused Euro 2.8, total jadinya Euro 14.7.
Tidak terlalu mahal, dan bersyukur masih bisa ketemu makanan pengisi perut orang Asia.
Suasana Perjalanan
- Menikmati pemandangan perumahan di pedesaan yang asri dan lengang
- Menikmati makanan yang lezat ala Perancis
- Menjadi tahu beberapa peraturan perjalanan dan transportasi di Swiss dan Perancis
- Menjadi tahu perbedaan karakter penduduk negara berkembang dan negara maju
perjalanannya asyik sekali ya pak... pemandangannya menyenangkan dan menentramkan jiwa
ReplyDeleteIya Bu, perjalanan darat disana memang nyaman. Kebetulan pas musimnya, jadi suasana dan pemandangannya bagus. Terima kasih Bu.
DeleteAsli, saya berasa ikutan jalan2... mksh mas udh berbagi disini, saya jd tau pemandangan, makanan, dan hal-hal menarik lainnya, tapi satu pertanyaan, Kok gak terlalu ramai ya? Apa memang selalu sepi seperti itu?
ReplyDeleteBanyak hal menarik selama perjalanan, terutama lingkungan yang bersih dan asri. Ya, benar, ini yang saya terheran heran juga, di Eropa selama perjalanan memang terlihat sepi dan lengang. Malah selama perjalanan hampir tidak melihat Polisi, mungkin karena tingkat kesadaran hukum yang tinggi. Menurut informasi dari pak Sopir Bus, beliau setiap minggu menyerahkan rekaman perjalanan kepada otoritas transportasi dan lalulintas yang berisi rute perjalanan, rekaman kecepatan serta terkait kendaraan. Jadi disana memang sangat sepi dan nyaman untuk perjalanan dan tidak sehiruk pikuk seperti di kita.
DeleteTernyata Indonesia itu luas. Pulau Jawa di Indonesia sudah menjadi 1 negara di Eropa. >>> menurut anak saya yang pernah mengunjungi beberapa negara di Eropah, rata2 satu negara di sana, kira2_ satu provinsi di Idonesia. Wajar, sekali bepergian bisa melintasi banyak negara. Selamat malam, Pak Eko.
ReplyDeleteBetul sekali Bu, sesuai info dari anak Ibu, memang di Eropa ukuran negaranya kecil kecil dan jauh lebih besar Indonesia. Kedisiplinan, kepatuhan dan menjaga kebersihan yang patut kita contoh dari mereka. Selama perjalanan, hampir semua tempat yang saya kunjungi bersih dan teratur. Terima kasih atas kunjungannta Bu, selamat beraktifitas.
DeleteMantap Pak Eko, jadi pengin jalan jalan kayak Bapak, biar tambah pengetahuan dan pengalaman serta bahan untuk menulis. Salam sehat Pak Eko...Semangat
ReplyDeleteTerima kasih share pengalamannya pak, jadi kepingin......hehehe
ReplyDeletePengalaman yg mengesankan
ReplyDelete