Situs Duplang, Situs Megalitikum Batu Menhir yang ada di Kamal, Arjasa, Jember, Jawa Timur
Seri Museum
Kamal, Arjasa, Jember, Jawa Timur
Papan nama dari bambu, Situs Duplang, Situs Megalitikum di Desa Kamal, Arjasa, Jember, Jawa Timur |
Ya ternyata di Jember ada jejak sejarah yang sangat tua. Indonesia dikenal oleh masyarakat dunia sebagai negara yang memiliki kekayaan budaya dan peninggalan yang mengagumkan. Jawa Timur memiliki banyak warisan peninggalan budaya, khususnya benda bersejarah dan purbakala yang tersebar di berbagai wilayah Kabupaten. Salah satu peninggalan bersejarah tersebut terletak di wilayah Kabupaten Jember.
Papan nama Situs Duplang, Situs batu Menhir yang berada di Desa Kamal, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember, Jawa Timur. |
Bukti arkeologis berupa artefak yang ditemukan di Kabupaten Jember menjadi bukti bahwa daerah ini pernah menjadi lintasan sejarah, ataupun pilihan tempat hunian bagi manusia pada masa lalu dalam pengembaraannya mencari kehidupan yang layak dari masa ke masa baik masa prasejarah sampai masa sejarah. Jadi, tidak mengherankan apabila banyak temuan-temuan artefak cagar budaya.
Salah satunya yang saya kunjungi secara tidak sengaja, Situs Duplang
Pengalaman Berpetualang ke Taman Nasional Baluran, Banyuwangi, The Beauty of Baluran
Situs Duplang merupakan Situs yang memiliki beberapa koleksi peninggalan pada zaman megalitikum diantaranya kubur batu, batu kenong, dan mehir.
Sesuai plang yang ada di jalan setapak untuk masuk ke Situs Duplang terdapat identitas : kementerian Kebudayaan dan Pariwisata,Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala, Jawa Timur. Pemerintah Kabupaten Jember. Kantor Pariwisata dan Kebudayaan.
Papan Peringatan untuk tidak merusak Situs cagar budaya dan sanksinya |
Situs Duplang berlokasi di tepatnya di Desa Kamal Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Lokasinya agak jauh dari jalan Raya Jember Banyuwangi dan berada di tepi kawasan hutan milik perhutani.
Ternyata, sesuai informasi, cagar budaya di Kabupaten Jember ditemukan beberapa lokasi penemuan benda-benda peninggalan purbakala,
- Desa Kamal Arjasa (Situs Klanceng, Situs Kendal, Situs Duplang);
- Desa Sukosari Sukowono (Situs Mojo dan Situs Srino);
- Desa Seputih Mayang (Sarkopagus dan Batu Kangkang);
- Desa Sucopangepok Jelbuk (Situs Pakel);
- Desa Sukojember Jelbuk (Situs Suko);
- Desa Rambipuji (Situs Prasasti Batu Gong);
- Desa Karangbayat Sumberbaru (Situs Prasasti Congapan)
Jalan selebar 1 meter yang berpaving menjadi akses masuk ke Situs Menhir Duplang Kamal Rajasa. |
Saya makin tertarik dan saat ketemu dengan plang situs duplang, saya pun memasuki jalan yang hanya berupa jalan selebar 1 meter yang di lapisi paving. Berjalan kaki mengikuti jalanan berpaving sekitar 50 meter dan barulah kawasan cara Budaya Situs Menhir Duplang Kamal Arjasa. Dilindungi oleh Negara Sesuai Undang Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya dan Penjelasannya.
Posisi area situs duplang berada di tempat yang paling tinggi diantara sekitarnya.
Halaman dan papan Petunjuk, Tamu atau Pengunjung harap lapor ke Petugas situs |
Saya sampai di depan halaman Situs yang cukup luas dan ada papan petunjuk dari terpal berwarna putih dengan tulisan berwarna merah, yang mengatakan Tamu atau Pengunjung harap lapor ke Petugas situs. Dengan arah panah menunjuk ke rumah yang ada di samping situs.
Papan Infornasi Cagar Budaya Situs Menhir Duplang Kamal Arjasa. Dilindungi oleh Negara Sesuai Undang Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya dan Penjelasannya. |
Karena saya pikir mereka sudah tahu, saya pun menuju pintu berpagar tembok bercat putih setinggi sekitar 80 cm an yang membatasi area Situs.
Setelah memasuki area tembok, tampak papan bertuliskan Cagar Budaya Situs Menhir Duplang Kamal Arjasa. Dilindungi oleh Negara Sesuai Undang Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya dan Penjelasannya.
Tampak di depan saya ada 3 area berbeda tumpukan batu dengan plang plang papan informasi. Suasana sangat sepi dan sunyi. |
Situs Duplang merupakan Situs yang memiliki beberapa koleksi peninggalan pada zaman megalitikum diantaranya kubur batu, batu kenong, dan mehir.
Nah khan, jadi wajar kalau saya merinding, karena ini tampaknya adalah makam kuno dari jaman megalitikum.
Ok, satu persatu akan saya bahas, karena kebetulan saya punya waktu cukup saat berada di Situs Duplang, sehingga banyak hal yang bisa dipelajari.
- Batu Kubur
- Batu Kenong
- Batu Menhir
Dokumentasi Kubur Batu alias Dolmen, Batu besar yang ditopang dengan 4 atau 6 batu disampingnya ditutup dengan papan batu berfungsi sebagai meja atau kubur batu. |
- Panjang : 221 cm
- Lebar : 71 cm
- Tinggi : 143 cm
- Bahan : Batu andesit
- Keterangan : Kondisi roboh berserakan dikarenakan akar pepohonan yang merusak bagian atas kubur
Kubur batu adalah suatu bentuk budaya megalit yang pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan peti mayat. Keempat sisinya berupa dinding dimana sisi samping, alas dan tutupnya diberi semacam papan-papan dari batu yang tertata rapi seperti peti. Fungsinya adalah untuk menguburkan mayat. Didalam tradisi kubur batu disertakan pula benda benda artefak sebagai bekal kubur berupa : gerabah, manik-manik, gelang dan perhiasan.
Minta ijin Berfoto bersamaPak Darman sambil mendengarkan kisah Situs Duplang |
Kubur Batu merupakan tempat pemakaman atau peti mayat yang di dalamnya terdapat jenazah yang di simpan dalam keadaan terbaring dengan posisi kepala kearah ke tempat yang lebih tinggi.
Kubur batu yang berada di Situs Duplang atau Situs Kamal adalah kubur batu masyarakat sekitar yang dahulu bermukim di sekitar Situs Kamal. Kalau kita melihat kondisi topografi dari daerah sekitar Situs Kamal, dapat diperkirakan bahwa kubur batu melingkar menuju keatas ketempat yang posisinya lebih tinggi, sehingga untuk mencapai surga akan lebih cepat.
Pantas saja posisi Situs Duplang berada di lokasi yang paling tinggi di bandingkan area di sekitar Situs Duplang. Ternyata biar cepat masuk surga. Baru tahu saya....
Minta ijin Berfoto sambil mendengarkan kisah Situs Duplang |
Di dalam kubur batu selalu ada bekal kubur berupa manik-manik serta perhiasan, tergantung dari kelas sosial pada waktu kehidupan sang mayat. Semua kubur yang ada di sekeliling Desa Kamal semuanya menghadap ke kubur batu yang ada di Desa Kamal maksudnya, kepala orang yang meninggal selalu mengarah ke kubur batu di Desa Kamal, mereka mengarah ke arah kubur batu tersebut karena orang yang di makamkan di kubur batu tersebut adalah tokoh masyarakat atau kepala suku.
Sayang nya saat ditemukan, bukti manik manik yang ada di Kubur Batu sudah tidak ada.
Batu Kenong, Batu persembahan kepada arwah atau roh para leluhur. Tonjolan 1. |
Berikutnya di sebelah kanan pintu masuk ada sederatan batu yang posisinya tersebar. Namanya Batu Kenong, Batu persembahan kepada arwah atau roh para leluhur.
Ada sekitar lebih dari 10 Batu Kenong yang ada di Situs Duplang.
- Tinggi : 43 cm
- Diameter : 52 cm
- Diameter kenong : 6 cm
- Tinggi kenong : 17 cm
- Bahan : batu andesit
- Keterangan : pada bagian bawah batu aus posisi in situ
- Tinggi : 83 cm
- Diameter : 63 cm
- Diameter kenong : 6 cm
- Tinggi kenong : 9 cm
- Bahan : batu andesit
- Keterangan : utuh
- Tinggi : 57 cm
- Diameter : 48 cm
- Diameter kenong : 6 cm
- Tinggi kenong : 3,5cm
- Bahan : batu andesit
- Keterangan : utuh
- Tinggi : 50 cm
- Diameter : 39 cm
- Diameter kenong : 4 dan 6 cm
- Tinggi kenong : 2,5 dan 3 cm
- Bahan : batu andesit
- Keterangan : aus pada bagian bawah
- Tinggi : 28 cm
- Diameter : 28 cm
- Diameter kenong : 3 dan 3 cm
- Tinggi kenong : 2,3 dan 3 cm
- Bahan : batu andesit
- Keterangan : utuh, batu kenong tonjolan dua berukuran kecil
- Tinggi : 59 cm
- Diameter : 33 cm
- Diameter kenong : 5 cm
- Tinggi kenong : 3 cm
- Bahan : batu andesit
- Keterangan : utuh
- Tinggi : 78 cm
- Diameter : 42 cm
- Diameter kenong : 7 cm
- Tinggi kenong : 10 cm
- Bahan : batu andesit
- Keterangan : utuh
- Tinggi : 69 cm
- Diameter : 56 cm
- Diameter kenong : 7 cm
- Tinggi kenong : 10 cm
- Bahan : batu andesit
- Keterangan : utuh
Batu Kenong, Batu persembahan kepada arwah atau roh para leluhur |
Batu Kenong, Batu persembahan kepada arwah atau roh para leluhur |
Untuk wilayah Kabupaten Jember batu ini banyak diketemukan di Desa Kamal, Desa Arjasa Kecamatan Arjasa, Desa Panduman, Sucopangepok Kecamatan Jelbuk. Temuan batu kenong didaerah-daerah tersebut diatas memiliki kualitas yang cukup tinggi.
Setelah diperhatikan satu persatu, ternyata batu batu kenong ini memiliki perbedaa, disamping ukurannya yang tidak seragam, meskipun mirip, ternyata ada perbedaan di ujung batu, berupa tonjolan.
Batu Kenong, Batu persembahan kepada arwah atau roh para leluhur |
- Batu kenong yang mempunyai tonjolan satu dan
- Batu kenong dengan tonjolan dua.
Berdasarkan bentuk tonjolan pada puncak batu kenong dijumpai tiga buah bentuk tonjolan yaitu :
- Batu kenong yang memiliki tonjolan pada puncak berbentuk bulat;
- Batu kenong yang memiliki tonjolan pada puncak berbentuk lancip;
- Batu kenong yang memiliki tonjolan pada puncak berbentuk kotak.
Batu Kenong, Batu persembahan kepada arwah atau roh para leluhur |
Batu Menhir, Batu Tegak sebagai benda pemujaan terhadap arwah leluhur. Situs Duplang, Desa Kamal, Arjasa, Jember, Jawa Timur. |
- Tinggi : 123 cm
- Diameter : 63 cm
- Bahan : Batu andesit
- Keterangan : Bentuk batu silinder panjang, aus pada bagian bawah dan atas
- Tinggi : 95 cm
- Diameter : 56 cm
- Bahan : Batu andesit
- Keterangan : Bentuk batu silinder, patah pada bagian atas.
Batu Menhir atau batu tegak yang diperkirakan dibuat sekitar tahun 2000 tahun yang lalu (awal masehi). Batu tegak atau menhir yaitu tiang batu atau tugu batu yang didirikan sebagai tanda peringatan yang melambangkan arwah nenek moyang dan menjadi benda pemujaan. Situs-situs menhir banyak ditemukan di Desa Kamal, Karena daerah ini memiliki suasana geografis daerah pegunungan yaitu gunung Sucopangepok. Daerahnya subur, banyak makanan dan air yang cukup mudah sehingga pada zaman dahulu banyak orang yang tinggal di daerah ini.
Batu Menhir, Batu Tegak sebagai benda pemujaan terhadap arwah leluhur |
Pada dasarnya menhir adalah batu tunggal (monolit) yang berasal dari periode neolitikum 4000 sebelum masehi, dan berdiri tegak di atas tanah. Menhir biasanya didirikan secara tunggal atau berkelompok.
Diperkirakan benda prasejarah ini didirikan untuk melambangkan phallus, yakni simbol kesuburan untuk bumi. Batu ini dinamakan juga sebagai batu besar (megalit) dikarenakan ukurannya, para arkeolog mempercayai menhir digunakan untuk tujuan religius dan memiliki makna simbolis sebagai sarana penyembahan arwah nenek moyang
Sekalian belajar sejarah juga ini sepertinya. Situs Duplang yang termasuk megalitikum, kira kira dikategorikan apa ya.
Menurut von Heine Geldern dalam Poesponegoro dan Notosusanto, 1993:224) bahwa zaman megalitikum dibagi menjadi dua gelombang yaitu :
- Megalitikum tua yang diwakili antara lain oleh menhir, undak batu dan patung patung simbolis-monumental bersama-sama dengan pendukung kebudayaan beliung yang diperkirakan berusia 2500-1500 Sebelum Masehi, dan dimasukkan pada masa neolithik;
- Megalitikum muda yang mewakili antara lain oleh peti kubur batu, dolmen semu, sarkofagus, yang berkembang dalam masa yang telah mengenal perunggu dan berusia sekitar awal milenium pertama Sebelum Masehi hingga abad-abad pertama Masehi.
Dengan demikian masyarakat penghuni wilayah Jember dapat diperkirakan sudah ada sejak 1500 Sebelum Masehi tatkalah megalitikum muda menyebar di Indonesia. Pada masa megalitikum muda ini berkembang di Indonesia didukung oleh kebudayaan Dongson (Deutro Melayu) yang menghasilkan peti kubur batu, dolmen, waruga sarkofagus dan berbagai bentuk arca yang dinamis keadaannya.
Wah hebat juga ya, ternyata Indonesia itu sudah menjadi lokasi kehidupan sejak 1500 sebelum masehi dengan ditunjukkan oleh peninggalan peninggalan cagar budaya Situs Megalitikum ini.
Hanya satu kata : menakjubkan!!! - Amazing !!!
Berikutnya ada beberapa pohon yang menurut saya usianya juga sudah cukup tua dan membuat suasana juga semakin menyeramkan.
Pohon di Situs Duplang |
Pohon di Situs Duplang |
Beberapa dokumentasi pribadi saat berkunjung ke Situs Duplang
Duduk Duduk di batu Kubur. Berani ya, karena ditemani Pak Darman |
Duduk Duduk di batu Kubur. Berani ya, sekalilagi karena ditemani Pak Darman |
wqah baru tau tentang situs duplang ini, peninggakannya masih bagus ya dijaga dengan baik. semoga bisa menambah wawasan kita semua
ReplyDeleteIya Mbak, meski jauh dari keramaian dan bereada di daerah yang jarang dikunjungi orang, Situs Duplang tetap terawat
DeleteLengkap sekali ulasannya tentang situs duplang. Ada juru kunci nya juga pak darman.
ReplyDeleteTempatnya asri soalnya di pinggir hutan ya. Tapi sayangnya sepi karena jauh dari jalan raya, mana itu situs makam jaman dahulu, takutnya ada penampakan.😱
Situs seperti itu memang suka sepi mas. Disini di Cikande Serang juga ada situs batu menhir tapi ya sepi.
Letaknya juga jauh dari jalan raya, rata rata situs megalitikum gitu ya.
Iya Mas Agus, sebelumnya sih nggak tahu kalau situs duplang itu adalah makam jaman dulu he..he....Awalnya sih udah ngerasa kok sepi banget ya. Setelah dijelaskan Pak Darman, makin merinding. Oh, di Cikande juga ada ya. Berarti hampir di seluruh Pulau Jawa, ada situs megalitikum ya. Betul Mas Agus, mungkin karena jauh dari jalanan dan kurang menarik untuk anak anak, makanya situs seperti ini sering sepi. Bekas Kuburan lagi ha..ha...Salam Sehat.
Deletefoto fotonya ciamik sekali nih Mas
ReplyDeletesaya sendiri pas mantengin mulai foto jalan setapak itu ntah kenapa auranya bikin merinding
kalau yang pas area di pekuburannya, kepalanya menghadap ke yang kubur batu semua menarik sih...
Tuh khan, ada ngerasa aneh dan merinding ya. Siap, berikutnya berfoto sesuai saran. terima kasih Mbak Mbul, salam Sehat.
Deleteaku yang stay di Jember masih belum kesini, sedihh
ReplyDeleteselama ini memang pernah denger dari temen kalau di daerah Arjasa ada situs kuno. Dan hanya sebatas wacana yang belum terlaksana
kayaknya kalau aku sendirian kesana bakalan ga berani nih :D
Wah gitu ya, Ini pun sebenarnya saya juga kebetulan pas lagi survey Pohon Sengon Solomon eh disampingnya ternyata ada Situs ini. Ya akhirnya sekalian berkeliling dan ngobrol dengan Pak Juru Kunci. Siap Mbak Ainun, semoga bisa ke Situs DUplang, dan infonya ada 3 tempat, cuma saya hanya lihat 1 tempat saja. Salam sehat.
Deletebalik lagi kesini, dan ternyata akhir oktober lalu saya berkesempatan mengunjungi situs purbakala di kecamatan arjasa
Deletemenarik, dari sini belajar banyak sejarah juga
Betul Mbak, banyak bukti bukti sejarah yang dipelajari di situs ini
DeleteAku termasuk orang yang suka berkunjung ke beberapa situs-situs bersejarah. Terutama yang sudah tua. Kapan nih pak eko jalan² ke tempat saya hehe.?
ReplyDeletewah, seneng sekali bisa ketemu sama teman yang sama hobbynya, berkunjung ke situs situs sejarah. Ayo. siap Om Afriant, lokasinya dimana Om. Semoga akses selama Covid dibuka.
Deletelokasinya lumayan juga.... menarik dan informatif.
ReplyDeletethank you for sharing
Terima kasih Pak. Situs Purbakala yang jarang pengunjung. Salam sehat Pak.
DeleteAku baru tau tentang Situs Duplang ini lho :) Terpencil ya, ga disosialisasikan apa yach kan masyarakat jadi kurang ngeh dengan keberadaannya :) Unik2 juga bentuk batunya. Sekilas kayak batu biasa soalnya ukurannya ga gede2 amat. Senangnya Pak Eko jalan2 plus dapat wawasan sejarah juga.
ReplyDeleteIya Bu, mungkin karena bentuknya hanya tumpukan batu dan tidak ada nilai hiburannya membuat orang enggan berkunjung. Sepertinya hanya yang tertarik dengan sejarah budaya atau karena tugas sekolah yang berkunjung ke sini. Padahal situs ini menurut saya sangat tinggi nilai sejarahnya. Betul Bu, jadi dapat wawasan baru mengenai sejarah leluhur Indonesia.
DeleteThe tenor of the United Nation's Commission on International Trade Law's 1985 Model Law is, for example, to restrict court intercession in global business assertion. best paysafecard online casino
ReplyDelete