Melanjutkan cerita Pengalaman berkunjung ke Museum Pengkhianatan PKI merupakan pengalaman yang sangat berharga untuk mengetahu kekejaman PKI alias Partai Komunis Indonesia.
Baca juga artikel :
Museum yang berada di Kompleks Museum Lubang Buaya menyajikan Diorama secara lengkap dan runut serta dilengkapi dengan informasi kejadian dan diiringi suara suara dan musik yang mendukung cerita diorama.
Museum Pengkhianatan PKI sangat terawat dan lingkungan yang bersih. Perawatan rutin terlihat dari bersihnya kaca yang melapisi diorama dan lantai yang licin serta dinding yang tidak ada sama sekali sarang laba laba.
Ada sekitar 34 Diorama yang disajikan di museum ini dan akan sajikan secara berurutan. Diorama yang ditampilkan dibuat sedemikian rupa sehingga setiap kejadian seolah olah kita hadir dan suasana setiap peristiwa dibuat semirip mungkin dengan cerita aslinya. Dilengkapi patung patung mini, spanduk saat peristiwa, gedung, lokasi kejadian, tokoh tokoh yang hadir, peristiwa penyiksaan dan dilengkapi dengan pencahayaan lampu yang membuat kita merasa berada di lokasi tersebut. Luar biasa.
|
Monumen Pancasila Sakti |
Lokasinya berada di area Monumen Pancasila sakti dan Lubang Buaya dan berada di sebelah kanan dari jalan masuk.
|
Monumen Lubang Buaya |
Dicerita pertama, saya menyampaikan diorama sampai penberontakan Aksi Kekerasan Pasukan Ubel Ubel di tangerang.
Saya akan melanjutkan diorama yang ada hingga akhir. Berikutnya adalah
Pemberontakan PKI Cirebon 14 Februari 1945
|
Narasi Pemberontakan PKI Cirebon 14 Februari 1945 |
Dengan dalih untuk memeriahkan konferensi Laskar Merah pada Januari 1946, pimpinan PKI Mr. Joesoeph dan Mr. Soeprapto mendatangkan kesatuan Laskar Merah dari Jawa Tengah dan Jawa Timur ke Cirebon sebanyak 3000 orang. Jumlah itu masih ditambah dengan kekuatan Laskar Merah Cirebon. Dengan pasukan itu PKI melakukan unjuk kekuatan. Mereka berbaris keliling kota sekaligus memancing insiden dengan Tentara Republik Indonesia (TRI) dan polisi. Pada tanggal 12 Februari 1946 Laskar Merah melucuti TRI, menguasai kota dan gedung vital yaitu stasiun radio dan pelabuhan, Hotel Ribbrinck mereka jadikan markas untuk merebut kekuasaan pemerintah daerah.
Untuk Mencegah pertumpahan darah, pimpinan Divisi II/Sunan Gunung Jati mencoba menyelesaikan peristiwa ini secara musyawarah dengan pimpinan PKI dan meminta agar senjata TRI dikembalikan. Oleh karena pihak PKI menolak, maka pada tanggal 14 Februari 1946 TRI melancarkan serangan untuk merebut dan menguasai kembali Kota Cirebon. Pos penjagaan PKI berhasil dilumpuhkan dan markas besar PKI di Hotel Ribbrinck dapat dikuasai. Sebagian pasukan Laskar Merah menyerahkan diri dan sebagian lain melarikan diri. Pimpinan PKI Mr. joesoeph dan Mr. Soeprapto ditangkap, kemudian diajukan ke Pengadilan Militer untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Peristiwa Revolusi Sosial di Langkat - 9 Maret 1946
|
Narasi Peristiwa Revolusi Sosial di Langkat - 9 Maret 1946 |
Lahirnya Republik Indoensia belum sepenuhnya diterima oleh kerjaan kerajaan yang masih ada di Sumatera Timur. Akibatnya timbul rasa tidak puas pada sebagian rakyat dan menuntut agar sistem kerajaan dihapus. Situasi ini dimanfaatkan oleh kelompok komunis (PKI dan Pesindo) untuk menghapuskan pemerintahan dengan cara kekerasan. Pada tanggal 3 Maret 1946, apa yang disebut revolusi sosial dimulai. Revolusi itu bukan gerakan massa secara spontanitas tetapi gerakan yang sudah direncanakan. Revolusi tidak hanya ditujukan untuk menghapus pemerintah kerajaan tetapi juga membunuh raja raja dan keluarganya serta merampas harta benda kerajaan.
Pada hari pertama aksi teror dan pembunuhan terjadi di sungai Sunggal, Tanjung Balai, rantau Prapat dan Pematang Siantar. Walaupun pada tanggal 5 Maret 1946 kerjaan Langkat secara resmi dibubarkan dan ditempatkan di bawah pemerintah RI di Sumatera Timur, namun Sultan Langkat dan keluarganya tidak luput dari tindak kekerasan. Pada malam hari tanggal 9 Maret 1946 massa PKI di bawah pimpinan tokoh PKI Usman Parinduri dan Marwan, menyerang Istana Sultan Langkat Darul Aman di Tanjung Pura. Malam itu juga Istana diduduki oleh massa PKI. Sultan dan keluarganya ditawan dan dibawa ke batang Sarangan. beberapa orang anggota keluarga Sultan dibunuh.
|
Peristiwa Revolusi Sosial di Langkat - 9 Maret 1946 |
Pemogokan Buruh Sarbupri di Delangu 23 Juni 1948
|
Narasi Pemogokan Buruh Sarbupri di Delangu 23 Juni 1948 |
Salah satu usaha PKI untuk menjatuhkan wibawa pemerintah RI, adalah mengacaukan peekonomian melalui aksi pemogokan buruh. Pada tangal 23 Juni 1948, lebih kurang 15.000 buruh pabrikgoni dan 7 perusahaan perkebunan kapas milik pemerinath di Delanggu, Klaten melancarkan aksi mogok total. Mereka adalah anggota Serikat Buruh Perkebunan Republik Indonesia (Sarbupri) organisasi buruh di bawah naungan Senral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI), organisasi massa PKI. Mereka mengajukan tuntutan kenaikan upah.
Hal ini sulit diterima oleh pemerintah sebab negara sedang mengalami kesulitan ekonomi yang parah. Dalam masa mogok itu, salah seorang pimpinan SOBSI Maruto Darusman berpidato bahwa SOBSI menyetujui aksi itu bahkan menghasut kaun buruh untuk melanjutkan pemogokan sampai tuntutan mereka berhasil. Aksi mogok yang sangat merugikan negara itu berakhir pada tanggal 18 Juli 1948 setelah partai partai politik pada tanggal 14 Juli 1948 mengeluarkan pernyataan menyetujui Program Nasional.
|
Pemogokan Buruh Sarbupri di Delangu 23 Juni 1948, Lapangan di depan Pabrik Goni Delanggu dimana pernah terjadi aksi mogok kerja buruh Sarbupri 1948 |
|
Pemogokan Buruh Sarbupri di Delangu 23 Juni 1948, Suasana buruh pabrik goni dalam menjalankan aktifitas sebelum pemogokan dan Situasi Pasar Delanggu, Klaten yang ramai didatangi pembeli sebelum pemogokan buruh |
Pengacauan Surakarta 19 Agustus 1948
|
Narasi Pengacauan Surakarta 19 Agustus 1948, Kisah Cerita pengacauan Surakarta |
|
Pengacauan Surakarta 19 Agustus 1948, Eksposisi Pembangunan Nasinal di taman Sriwedari, Surakarta Juli - Agustus 1948 dan Pemandangan setelah peristiwa kebakaran pada Eksposisi Pembangunan Nasional |
|
Pengacauan Surakarta 19 Agustus 1948, Rangkaian pengacauan Surakarta adalah peristiwa rambatan, di mana satuan Berseragam hitam bersyal merah menduduki stasiun kereta api Solo Balapan, 13 September 1948 dan Lokasi bekas pertempuran di kampung Srambatan dekat Stasiun Solo Balapan. |
Pemberontakan PKI di Madiun, 18 September 1948
|
Narasi Pemberontakan PKI Madiun, 18 September 1948 |
|
Kisah Pemberontakan PKI Madiun, 18 September 1948, foto Muso berpidato di hadapan massa rakyat Madiun, Foto Muso dan foto Korban keganasan PKI Madiun |
|
Kisah Pemberontakan PKI Madiun, 18 September 1948, Foto Tokoh PKI Muso |
Pembunuhan di Kawedanan Ngawen 20 September 1948
|
Narasi Pembunuhan di Kawedanan Ngawen 20 September 1948 |
|
Diorama Pembunuhan di Kawedanan Ngawen 20 September 1948 |
Pembebasan Gorang Gareng 28 September 1948
|
Narasi Pembebasan Gorang Gareng 28 September 1948 |
|
Pembebasan Gorang Gareng 28 September 1948, Gunung lawu yang melatarbelakangi operasi penumpasan PKI dari arah barat dan lokasi belakang Pabrik Gula Rejosari
|
|
Pembebasan Gorang Gareng 28 September 1948, medan berat perjalanan pasukan TNI dalam mengejar gerombolan PKI di sekitar Madiun dan Gunung Lawu
|
|
Diorama Pembebasan Gorang Gareng 28 September 1948
|
|
Diorama Pembebasan Gorang Gareng 28 September 1948
|
Pemberontakan PKI di Sooko 28 September 1948
|
Narasi Pemberontakan PKI di Sooko 28 September 1948 |
|
Pemberontakan PKI di Sooko 28 September 1948, Bekas rumah wakil asisten wedana Sooko yang dipakai sebagai markas oleh Maladi Yusuf sesudah membunuh pemiliknya dan Bukit Tuk Ungkal, Sooko yang pernah dipergunakan untuk pertahanan gerombolan PKI Maladi Yusuf. |
|
Diorama Pemberontakan PKI di Sooko 28 September 1948 |
Pembantaian di Dungus 1 Oktober 1948
|
Narasi Pembantaian di Dungus 1 Oktober 1948 |
|
Diorama Pembantaian di Dungus 1 Oktober 1948 |
Musso Tertembak Mati 31 Oktober 1948
|
Narasi Musso Tertembak Mati 31 Oktober 1948 |
|
Diorama Muso Tertembak Mati 31 Oktober 1948 |
Pembunuhan Massal di Tirtomoyo, 4 Oktober 1948
|
Narasi Pembunuhan Massal di Tirtomoyo, 4 Oktober 1948 |
|
Diorama Pembunuhan Massal di Tirtomoyo, 4 Oktober 1948 |
|
Pembunuhan Massal di Tirtomoyo, 4 Oktober 1948, Gudang bekas tempat penahanan orang orang yang akan dibunuh di Burit Tirtomoyo Wonogiri |
|
Pembunuhan Massal di Tirtomoyo, 4 Oktober 1948, reruntuhan gudang dinamit atau Mesiu |
|
Pembunuhan Massal di Tirtomoyo, 4 Oktober 1948, Bukit Tirtomoyo dimana para tahanan dibunuh dan Kedatangan jenazah Bupati Wonogiri di Stasiun Balapan Solo, Almarhum adalah salah seorang korban pembunuhan di Bukit Tirtomoyo Wonogiri. |
Penangkapan Amir Sjarifuddin 29 November 1948
|
Penangkapan Amir Sjarifuddin 29 November 1948 |
|
Penangkapan Amir Sjarifuddin 29 November 1948 |
|
Penangkapan Amir Sjarifuddin 29 November 1948 |
|
Penangkapan Amir Sjarifuddin 29 November 1948 |
|
Penangkapan Amir Sjarifuddin 29 November 1948 |
Pak Eko ini luar biasa. Semua informasi disampaikan lengkap dan detail. Terima kasih telah berbagi.
ReplyDeleteSiap Bu Nur, semoga bisa memberikan gambaran sejarah kelam bangsa Indonesia dengan menampilkannya di tulisan. Karena semakin lama, semakin jarang yang mau belajar sejarah, walaupun itu sejarah bangsanya sendiri. Terima kasih Bu Nur, Salam sehat dan selamat beraktifitas.
Deletesejarah yang tidak terlupakan....
ReplyDeletekeren keren fotonya ..... thank you for sharing
Terima kasih atas kunjungannya Pak Tanza, senengnya bisa sharing tentang sejarah Bangsa Indonesia. Salam sehat dan selamat beraktifitas Pak.
Delete