Pengalaman Berkunjung ke Volendam, Cerita Desa Di Bawah Laut yang Indah dan Asri
VOLENDAM
Daftar Isi
Informasi Volendam Village
Kali ini saya akan berbagi cerita saat berkunjung ke Desa Nelayan Volendam. Dulu ada cerita mengenai seorang bocah yang berjasa dengan menyumbat tanggul yang bocor dan saat itu tidak ada seorangpun yang tahu. Kalau kebocoran tanggul atau dam ini dibiarkan, maka Kota Volendam akan terendam. Akhirnya berkat jasa sang anak yang rela menutup kebocoran dam dari malam hingga pagi harinya, Sang anak pun mendapat penghargaan dari tokoh desa.
Cerita di atas, sebenarnya salah satu hal yang meotivasi saya dan Nyonya untuk berkunjung ke Desa Nelayan Volendam, Desa yang berada di bawah tanggul air.
Di saat mendapatkan kesempatan berlibur ke Belanda, salah satu tujuan favorit adalah Desa Volendam, karena rasa penasaran pengin melihat dengan mata kepala sendiri, seperti apa sih Desa Volendam.
Kisah Negara Kincir Angin
Desa Volendam atau Volendam Village adalah objek wisata populer di Belanda, terkenal dengan perahu nelayan tua yang menurut saya tidak tua, malah ada beberapa yang modern dan unik serta pakaian tradisional yang masih dikenakan oleh beberapa penduduk. Untuk Kostum, malah saya dan Nyonya berfoto di salah satu gerai foto yang didalamnya tertempel foto 75% orang Indonesia. Memang hebat orang Indonesia, atau mungkin karena ada hubungannya sebagai negara penjajah yang hampir 350 tahun menjajah Indonesia.
Desa Volendam yang berada di tepi laut |
Saya dan Nyonya, mengenakan kostum wanita Volendam, dengan topinya yang tinggi dan runcing, adalah salah satu kostum tradisional Belanda yang paling dikenal, dan sering ditampilkan pada kartu pos dan poster turis walaupun menurut info sudah tidak banyak bnahkan tidak ada penduduk yang sekarang mengenakan kostum tersebut sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari mereka, yang kebanyakan dari mereka lanjut usia.
Sebelum memasuki desa Volendam dari Amsterdam, ternyata saya baru tahu kalau wilayah ini penuh dengan lahan gambut. Saat memasuki wilayah volendam, tampak di kana kiri jalan hamparan luas lahan gambut dengan warna tanah hitam dan berair.
Mirip dengan kondisi di daerah Kalimatan Selatan (daerah Banjar), Kalimantan Tengah (daerah Pulang Pisau - Sampit) atau Kalimantan Barat (daerah ambawang) yang didominasi lahan gambut, bedanya saat ke Volendam, saya disambut dengan udara yang ekstra sejuk alias cukup dingin, sekitar 5 - 8 derajat celcius dan beda dengan yang ada di Kalimantan yang suhunya bisa sampai 34 derajat celcius.
Di Belanda hamparan luas lahan gambut yang dipertahankan untuk pertanian, peternakan dan menyimpan air diletarikan dengan sangat baik. |
Kami sempat berhenti dan berfoto di area lahan gambut dan kincir angin yang menjadi ikon Negeri Belanda. Negara Kincir Angin.
Ya, angin sangat berlimpah dan bertiup dengan kencang, menambah dinginnya suasana.
Belum sampai di Desa Volendam saja, saya sudah sangat senang, ada beberapa rumah yang tampak rapi berjajar teratur.
Tidak nampak keramaian seperti di Indonesia, sangat lengang dan tidak berisik. Satu lagi yang menurut saya patut dicontoh oleh orang Indonesia, sungainya bersih dan hampir tidak ada sampah. Bener lho, tidak ada sampah.
Rute Perjalanan
Kami berangkat dari Amsterdam, tepatnya dari hotel . Dijemput saudara yang tinggal di Belanda yang malam hari sebelumnya kami kunjungi. Sebagai ungkapan penghormatan untuk keluarga, mereka mengajak kami berkunjung ke Desa Volendam.
Menikmati bercengkerama dengan merpati di alun alun Amsterdam |
Saat di Amsterdam, sempat berkeliling kota naik bus dan kereta,kapal sungai berkeliling kanal dan berjalan kaki sampai puas berkeliling Amsterdam.
Amsterdam, kota yang bersih dan nyaman |
Nah, pas deh sesuai dengan angan angan kami. Setelah berkeliling di Kota Amsterdam mulai dari Madame Tussaud, naik Feri berkeliling kanal Amsterdam, berkunjung ke pabrik perhiasan.
Memasuki Volendam
Awalnya, Volendam adalah lokasi pelabuhan Edam di dekatnya, yang terletak di mulut teluk IJ. Pada tahun 1357, penduduk Edam menggali kanal yang lebih pendek ke Zuiderzee dengan pelabuhannya sendiri yang terpisah. Sebelumnya, akses ke Desa hanya dilakukan via Kanal Zuiderzee dan kemudian melalui pelabuhan.
Para Nelayan dan Petani menambah areal dengan membendung untuk reklamasi lahan. Berikutnya, mereka, para petani dan nelayan lokal menetap di sana, membentuk komunitas baru Vollendam, yang secara harfiah berarti bendungan yang terisi, Filled dam.
Kami memarkir kendaraan di Area parkir yang cukup luas. Masih pagi dan alhamdulillah kami bisa berkunjung di saat cuaca cerah.
Di depan gerbang desa terpampang peta yang menunjukkan areal dan tataletak bangunan yang ada di Desa Nelayan Volendam.
Papan Informasi Desa Volendam |
Setelah Papan Informasi Desa, berikutnya adalah Papan Petunjuk yang menginformasikan apa saja yang ada di Volendam.
Diantaranya ada 5 informasi mengenai Desa Wisata Volendam:
- Volendam museum
- Sigarenba
- Centrum
- Volendam
- Volendam Marken
Makin kami penasaran apa yang ada di dalam Desa Volendam.
Ok, lansung saja kami memasuki desa Volendam dari gerbang kecil berupa gerbang dari tiang besi yang disusun persegi.
Sambil bergumam di pintu masuk Desa Volendam, Akhirnya, saya sampai juga di desa Volendam yang dulunya hanya bisa lihat lewat Postcard alias kartupos. Saya ingat jaman dulu sering berkirim surat dengan sahabat pena, salah satunya dari Belanda yang suka mengirimkan kartu post bergambar destinasi wisata di Belanda dan salah satunya Volendam.
Pintu Gerbang masuk desa Volendam |
Setelah melewati pintu gerbang, kami menapak tangga yang tingginya sekitar 2 - 3 meter. Berarti memang benar, bahwa desa Volendam berada sama dengan permukaan laut bahkan mungkin di bawahnya.
Sejarah Volendam
Desa Volendam atau Volendam Village adalah objek wisata populer di Belanda, terkenal dengan perahu nelayan tua yang menurut saya tidak tua, malah ada beberapa yang modern dan unik serta pakaian tradisional yang masih dikenakan oleh beberapa penduduk.Suasana di Pelabuhan Volendam |
Pada awal abad ke-20, tempat ini menjadi semacam tempat peristirahatan seniman, dengan Picasso dan Renoir menghabiskan waktu di sini. Mayoritas penduduknya menganut Gereja Katolik Roma, yang sangat terkait dengan budaya desa. Secara historis, banyak misionaris dan uskup dibesarkan di Volendam.
Ada koneksi feri reguler ke Marken, sebuah semenanjung di dekatnya. Volendam juga memiliki museum kecil tentang sejarah dan gaya pakaiannya, dan pengunjung dapat berfoto dengan kostum tradisional Belanda.
Ada Apa dengan Volendam
Di Volendam terdapat rumah rumah yang berarsitektur khas Belanda yang indah dan menawan.
Antara perumahan dan laut memang sangat dekat di Desa Volendam |
Infonya juga ada museum yang menceritakan kisah nelayan dan desa volendam.
Jalur jalan yang nyaman dan rapi di Volendam sangat bersahabat untuk pejalan kaki |
Suasana Kota Volendam |
Berikutnya juga ada pelabuhan Volendam yang bersih dan masih aktif yang lokasinya berada di ujung desa.
Berkeliling Volendam
Ok, sebelum berkeliling Volendam, ada satu peringatan yang cukup menarik. Ternyata pencopet tidak hanya di Indonesia, hingga ke desa Volendam pun ada lho. Berikut papan peringatan Pencopet di Volendam, Belanda.
Ternyata ada Copet atau Pick Pocket juga di Volendam. Mungkin pada saat ramai pengunjung |
Berkeliling Kota Volendam yang bersih dan nyaman |
Menikmati perjalanan berkeliling dengan berjalan kaki menyusuri jalanan yang dipaving yang disusun dengan rapi dan tidak ada yang bergelombang. padahal area ini merupakan are yang sering terkena air.
Kanan kiri rumah toko yang ditata dengan rapi dan beberapa dagangan juga dijajr di sepanjang jalan tetapi tiak mengganggu pejalan kaki.
Udara sejuk, sekitar 10 -12 Derajat celcius dan panas matahari yang tidak terlalu terik menemani perjalanan kami.
Menonton Film Sejarah Kota Volendam |
Kami menyaksikan film mengenai Volendam dan salah satu bagiannya menunjukkan kayu kayu untuk pembangunan Pelabuhan Volendam dan Dam mereka sebagian menggunakan kayu Ulin dan Kayu jati dengan ukurean kayu berdiameter besar dan cukup panjang.
Ada juga cerita Rotan dan rempah rempah yang juga dikirim dari Indonesia hingga dibongkar muat di pelabuhan Volendam. Keren ya Indonesia.
Ternyata ada peran Indonesia dalam pembangunan Volendam. Saya melihat sekeliling saat menonton dokumentasi film sejarah dan pembangunan Volendam, ada sekitar 5 orang dan 2 orangnya adalah kami.
Senang sekali saya bisa menyaksikan film ini, tapi sayangnya saya tidak merekam dan mencatat satu persatu setiap detail peristiwa.
Posisi pemutar film ada di bagian belakang toko yang menjual souvener.
Tempat menonton Film Sejarah Kota Volendam |
Selesai menonton diorama film yang menceritakan sejarah volendam serta adat istiadat kebudayaannya, kami sempatkan membeli beberapa souvenir dengan harga US $ 1.25 hingga sekitar US$ 5. Mulai dari bentuk kincir angin, orang memakai baju khas Volendam, Keju Volendam, dan lain lain yang bentuknya menarik.
Sepeda menjadi alat transportasi yang umum di Desa Volendam |
Di Volendam, kami menemui beberapa sepeda yang diparkir di beberapa sudut desa, seperti di pertigaan pelabuhan, di bawah papan petunjuk arah wisata Volendam dan di dekat kuliner Volendam.
Kami meminjam sepeda untuk mecobanya. enak juga |
Berkeliling desa Volendam, perasaan sudah cukup jauh menyusuri pertokoan yang sangat rapi dan menyajikan berbagai macam souvenir, makanan khas Volendam, karya kerajinan bunga tulip, Ice cream dan berbagai keju khas Volendam. Kami menyempatkan membeli beberapa macam keju dari Sapi yang merupakan khas Volendam.
Suasana desa Volendam |
Saat keluar dari Desa, kami juga mampir menyaksikan proses pembuatan keju Volendam yang ternyata memang nikmat dan lezat.
Suasana pedestrian dan jalanan yang rapi dan nyaman untuk jalan kaki |
Banyak spot spot menarik di Volendam yang membuat kita betah berlama lama berkeliling di Volendam. Saat kami datang, kebetulan suasananya sepi, sehingga kami puas mengeksplore keindahan Desa Volendam.
Anda jangan lupa beli oleh oleh di Volendam, bagus bagus |
Yang menjadi perhatiian dan menarik adalah kesopanan para pedagang di Volendam. Saya perhatikan tidak ada pedagang yang berteriak teriak menawarkan barang dagangan seperti di Brussel atau Paris.
Pertokoan yang bersih dan nyaman, pelayanan penuh kesopanan menjadi dayatarik tersendiri untuk Desa Volendam.
Suasana yang asri di Volendam |
Sampailah kami di kawasan pelabuhan yang sekali lagi sangat bersih dan terawat. Meskipun pelabuhan kecil, tetapi tetap menerapkan peraturan pelabuhan yang baik.
Setelah berkeliling pelabuhan, kami menyempatkan menikmati kopi ala Voelndam Belanda yang sebenarnya kalau saya perhatikan merupakan kopi dari Indonesia.
Bersantai sambil ngopi di tepi pelabuhan Volendam |
Duduk dengan tenang sambil menikmati keindahan Desa Volendam, memang sesuatu buat kami yang jarang bepergian.
Di hadapan kami duduk santai, adalah pelabuhan volendam yang sangat bersih dan rapi.
Udara yang bersih dan sejuk walaupun di tepi pantai menjadikan pelabuhan Volendam sangat nyaman.
Kami pun berjalan mendekat dan menyusuri pelabuhan Volendam dan mencoba dermaga kapal. Saya perhatikan airnya bersih dan yang paling membedakan dengan Muara Angke, Jakarta adalah di sini tidak ada sampah sama sekali.
Kagum dengan ketaatan, ketertiban dan kedisiplinan warga Volendam, bahwa lingkungan yang asri diciptakan oleh warganya.
Kesadaran kebersihan dan kelestarian lingkungan sepertinya sudah menjadi jiwa para warga volendam. Luar biasa.
Berpose dengan patung di Tepi Pelabuhan Volendam |
Menikmati Kuliner Volendam
Setelah berkeliling Desa Volendam, di ujung kota, tepatnya di dekat Dermaga Volendam, kami masuk ke resto yang di situ tertulis Snert uit Oma's KeuKeun, Boeren Brood met Spek, entah apa artinya.Setelah saya googling dengan Google translate ternyata artinya Snert dari KeuKeun Nenek, Roti Petani dengan Bacon. Wah ternyata Bacon, untung saya makan yang serba ikan.
Hampir saja saya makan yang haram.
Masuk di Resto Snert uit Oma's KeuKeun |
Suasana di Resto Snert uit Oma's KeuKeun |
Menikmati menu Lekkerbek di Resto Snert uit Oma's KeuKeun |
Menu yang kami pesan adalah lekkerbek yang berbahan ikan yang digoreng tepung. Ikannya dalam bentuk filet yang digoreng dengan tepung.
Menu Lekkerbek dimasak dengan bahan bahan
- minyak bunga matahari untuk menggoreng
- Tepung + 4 sdm
- Bir putih atau cuka
- telur
- garam dan merica
- fillet ikan putih segar (bass laut, cod, haddock)
- paper
- jeruk nipis
Sengaja kami tanya dengan kokinya supaya tidak salah pesan.
Berfoto ada Penduduk Volendam
Saat akan memulai perjalanan Back Packer ke Belanda, kami sudah berniat untuk berfoto memakai baju khas penduduk Volendam, ya, kostum nelayan Volendam.
Mengikuti arahan dari Sang Fotografer, Wanita memagang bucket bunga tulip yang berwarna warni dan lelaki memegang alat musik mirip accordion.
Berpose di Photographer J. Zwarthhoed, jadi ada bahan cerita untuk mengisi pernak pernik petualangan Backpacker kami.
Souvener Volendam
Nah, ini yang menarik. Souvenir. Tersedia berbagai Souveneer menarik di Volendam.Souvenir tentang Belanda di Desa Volendam |
Berbagai bentuk souvenir dengan harga US $ 1.25 hingga sekitar US$ 5. Mulai dari bentuk kincir angin, orang memakai baju khas Volendam, Keju Volendam, dan lain lain yang bentuknya menarik.
Souvenir tentang Belanda di Desa Volendam |
Ada juga souvener berupa bunga potong dari berbagai bentuk, tetapi yang banyak adalah Bunga Tulip.
Menurut informasi, Bunga tulip ini sebenarnya awalnya banyak ditanam di Turki tetapi Belanda juga mengembangkan bunga Tulip dan menjadi produsen yang besar juga untuk industri Bunga Tulip.
Souvenir Bunga Tulip khas Belanda di Desa Volendam |
Souvenir Bunga Tulip khas Belanda di Desa Volendam |
Tersedia juga aneka Kaos, tas kecil dan berbagai pernak pernik khas Volendam.
Souvenir Kaos khas Belanda di Desa Volendam |
Kesan Berkunjung ke Volendam
Pengalaman berkunjung ke Volendam yang berkesan dan dapat informasi tentang peran Indonesia ada di dalamnya.Patut belajar kepada Desa Volendam untuk menjaga kebersihan, ketertiban dan kedisiplinan warganya. Sepanjang berkeliling, saya tidak menemukan secuil, sebuah atau pun seonggok sampah. Volendam benar benar bersih.
Perhatikan, sangat bersih dan sangat rapi walaupun perumahan yang padat dan langsung berhadapan dengan laut |
Di Indonesia, sebenarnya banyak daerah atau Desa yang bisa dikemas seperti Desa Volendam. Salah satunya Desa Panglipuran di Bali.
Sangat senang melihat rumah rumah penduduk yang asri dan dipenuhi bunga bunga yang indah |
Baca juga artikel terkait :
Dokumentasi Volendam
Sekali anda ke Volendam, sepertinya ingin ke sana lagi. Penginnya pas ada festival dan pengin lihat saat Volendam ramai pengunjung. Seperti apa ya?
Salah satu Pabrik keju di Volendam |
Keju Volendam yang sangat terkenal enak dan lezat |
Rumah yang asri dan nyaman di Volendam |
Beristirahat di gerbang masuk desa Volendam |
Indahnya Volendam - The Beautiful of Volendam |
Jangankan orang yang sudah pernah pergi, yang belum pernah ini malah lebih pengen berkunjung ke sana. Selamat malam, Pak Eko. Terima kasih telah berbagi pengalaman. Selamat istirahat.
ReplyDeleteSiap Bu Nur, Desa tepi laut yang indah. Terima kasih untuk apresiasinya, Salam sehat dan selamat beraktifitas.
Deletewow tergiur menu lekkerbek...hehe
ReplyDeleteseperti biasa foto yang kan berbicara, jepretannya luar biasa bagus...menggambarkan keindahan desa di belanda tersebut, kelihatan banget udara bersih...jalanan juga..bersepedaan di situ kayaknya enak...sambil cari angin..tapi dingin kayaknya suhunya ya mas eko
Ya Mbak Mbul, dari foto bisa berlanjut dengan cerita. Desa Volendam yang bersih dan bener cocok untuk sepedahan. Cuaca memang dingin, sekitar 5 - 8 derajat celcius,makin dingin saat ada angin. Salam sehat dan selamat beraktifitas
DeleteDesa Volendam kelihatan sangat sejuk, asri, indah daaaaaan sangat bersih. Hawa2 dingin dan suasanaya yang sepi serta pemandangan sekitarnya yang indah....apakah Pak Eko dan nyonya ga kepengen pulang cepat2? Heheheh...romantis iniiii :)
ReplyDeleteSiap Bu Nurul, memang desa yang sangat indah, bersih dan asri meskipun di tepi laut. Disiplin warganya memang sangat diapresiasi. Tetap home sweet home Bu, masih pengin makan nasi di Indonesia he..he..he...Seminggu saja sudah kangen kuliner Indonesia. Salam sehat dan selamat beraktifitas
Deletekeren foto fotonya.... khas Eropa.
ReplyDelete👍👍👍
Siap, terima kasih Pak Tanza. Salam sehat dan selamat beraktifitas.
DeleteHuwaaaa.... kejuuu!
ReplyDeleteAsyik banget ya Pak Eko, pedesaan di Eropa gitu.
Bahkan kayaknya lebih menarik desanya ya ketimbang kotanya, hehehe.
Saya sering liat video beberapa orang Indonesia yang menikah dengan bule dan ikut suami tinggal di sana, rasanya kok asri banget gitu, hawanya juga sejuk.
Semacam ingin bermimpi, suatu saat bisa mengunjungi tempat indah seperti Volendam ini :)
Suasana pedesaannya memang asri, bersih dan segar Mbak Rey, mungkin karena didukung udara yang sejuk.Penduduknya juga terlihat menikmati suasana desanta. Semoga segera bisa berkunjung ke Volendam Mbak, salam sehat dan selamat beraktifitas.
ReplyDeleteCantik banget ya pak Eko pemandangannya, terasa sejuk juga bersih banget tempatnya.
ReplyDeleteJadi Volendam ini termasuk destinasi wajib kalau ke Belanda ya pak? Semoga suatu saat giliran aku dan keluarga bisa ke sana, amin.
Untuk rasa makanannya gimana pak? Kangen makanan Indo atau udah ketagihan sama makanan sana? HEHEHHE
iya Bu, Desa yang indah, bersih dan sejuk segar udaranya. Sepertinya memang destinasi wajib untuk para turis berkunjung ke Volendam. Semoga segera terwujud untuk berkunjung bersama keluarga ke Desa Volendam Bu. Aamiin.
DeleteMakanan kalau hanya 1 minggu sih oke, begitu lewat 1 minggu sudah kangen rawon, pecel, rujal cingur, gudeg dan nasi padang he..he..he...
cantik banget desanya masyaAllah...baru kenal desa Volendam setelah baca posting ini dan saya jadi terpengaruh masukin ke wishlist tempat traveling
ReplyDeleteSiap Mbak Ninda, rekomendasi untuk dimasukkan sebagai wishlist traveling bersama teman teman dan keluarga. Desa yang indah, bersih dan udaranya sejuk segar.
Deleteluar biasa Pak Eko dan Nyonya. Dari foto2nya terlihat bahagia dan menikmati perjalanan. kok aku jadi kangen suasana Dieng yang dingin gara2 baca artikel pak Eko ini. ehhee
ReplyDeletebtw kejunya menggoda banget itu
Alhamdulillah kami sangat menikmati setiap perjalanan liburan Bu Ella, karena liburan mesti dibarengi dengan suasana hati yang gembira. Jadi mirip di Dieng ya Bu Ella, jadi pengin juga berlibur lagi ke Dieng sambil berfoto foto. Salam sehat dan selamat beraktifitas.
DeleteSiap Om.
ReplyDeleteizin tanya, apa benar antrian foto ala nyonya belanda itu lama sekali ya ?
ReplyDelete