MONKEY BUSINESS
The Real Business, Jangan Terperdaya dan menjadi "KORBAN"
Di sebuah desa terpencil, hiduplah ribuan ekor monyet di hutan liar. Penduduk desa tidak pernah tertarik pada monyet, karena bagi mereka monyet adalah hewan yang tidak ada gunanya. Jadi mereka membiarkan monyet-monyet tersebut berkeliaran di tengah hutan.
Seekor Monyet yang merenungi nasibnya. Foto Ilustrasi Koleksi dari Pak Eko |
Suatu hari datanglah seorang pedagang kaya ke desa tersebut. Dia menjumpai penduduk dan berkata, "Kenapa kalian membiarkan monyet-monyet itu berkeliaran bebas di hutan liar? Apa kalian tidak tahu, monyet bisa laku 50 ribu per ekor jika dijual ke kota?"
Penduduk desa tentu saja kaget mendengar info itu. Monyet ada harganya? Wah... baru tahu nih!
Maka penduduk pun segera memburu monyet ke dalam hutan. Mereka menangkapinya, lalu dijual ke pedagang kaya, mendapat bayaran 50 ribu per ekor.
Sepekan kemudian, si pedagang kaya datang lagi dan berkata, "Harga monyet sekarang naik jadi 100rb perekor."
Para penduduk pun makin semangat untuk menangkapi monyet dan menjualnya ke pedagang kaya.
Pekan demi pekan pun berlalu. Harga monyet semakin naik. Dari 100rb menjadi 500rb, naik lagi jadi 1 juta, lalu 2 juta, 3 juta.... hingga akhirnya Rp 4 juta per ekor.
Para penduduk pun makin semangat menangkapi monyet dan menjualnya.
Namun karena jumlah monyet sangat terbatas, akhirnya "stok" pun habis. Seluruh monyet di hutan liar telah habis terjual.
Para penduduk jadi bingung, terutama karena si pedagang kaya menginformasikan bahwa harga monyet saat ini adalah Rp 5 juta perekor.
"Silahkan kalian cari monyet ke desa lain. Kan lumayan, harganya kini 5 juta," ujar si pedagang.
"Oh ya," lanjutnya, "Saya besok mau pergi ke luar kota. Nanti kalau saya balik, semoga sudah ada monyet yang bisa saya beli dari kalian. Rp 5 juta perekor."
Lalu si pedagang pun pergi. Setelah itu, seorang asistennya (kalau di Surabaya ini kayak combe lah) mendatangi para penduduk dan berkata, "Saya punya banyak stok monyet nih. Coba kalian beli. Harganya Rp 3 juta perekor. Nanti kalau bos saya balik ke sini, kalian jual 5 juta. Kan lumayan, untung 2 juta perekor."
Para penduduk sangat tergiur mendengar ucapan itu. Mereka pun ramai-ramai membeli monyet dari si asisten.
Yang punya uang tentu bisa langsung membelinya. Yang tidak punya uang, mereka terpaksa jual tanah, jual kendaraan, bahkan jual rumah, agar bisa membeli monyet-monyet tersebut.
Dalam waktu singkat, monyet-monyet tersebut pun ludes terjual.
Setelah itu, si asisten pergi, tak pernah kembali lagi. Si pedagang kaya pun tidak pernah muncul lagi di desa tersebut.
Maka para penduduk pun NANGIS DARAH. Sebab mereka kini memiliki banyak "stok" monyet, tapi tidak jelas apa manfaatnya. Mau dijual pun, tidak ada yang beli
Monyet kembali menjadi hewan yang tidak ada harganya, sama seperti sediakala.
Monyet hidup tenang dan nyaman lagi...
0 Response to "MONKEY BUSINESS"
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungan teman teman, semoga artikel bermanfaat dan silahkan tinggalkan pesan, kesan ataupun komentar.